Melisa tak heran dengan kalimat yang dikatakan oleh menantunya. Karena Melisa memang sudah menduga.
Berbeda dengan Vero yang kaget mendengar ucapan Aurel. Biasanya Vero cuek padanya, tapi kali ini berbeda. Hati Vero seakan ditarik dan dibuat bingung. Ada rasa sedih, rasa menyesal dan rasa tak tenang.
"Apa? Dia mau pergi?" Vero membatin hingga membuatnya tak berselera makan lagi.
Aurel begitu berat melepaskan orang-orang yang begitu ia sayangi. Kalau saja Vero saat ini mau menahan kepergiannya sembari berjanji merubah sifat dan perilakunya terhadap Aurel, mungkin saja Aurel bisa memikirkan keputusan yang telah ia ambil.
Sayangnya, semua itu hanya bayangan semu. Vero sama sekali tak menanggapi ucapan Aurel. Vero hanya sekedar membatin tanpa sedikit pun berucap. Bukankah Aurel tak ada pilihan lain selain pergi?
