Sebuah pesa dari Vero yang tiba-tiba muncul di layar ponsel membuat Lidya salah tingkah dan senyum-senyum sendiri.
[Lidya, nanti malam kita jalan, yuk!]
Senyuman itu kian menggembang seperti adonan kue. "Ya Allah kenapa jantungku jadi berdebar seperti ini? Mungkinkah aku sudah jatuh cinta padanya?"
Wanita mana yang tidak terbawa perasaan jika mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari seorang laki-laki? Terlebih Lidya dan Vero adalah tetangga yang selama ini selalu bertegur sapa dan kerap berkunjung satu sama lain juga sikap mereka sudah seperti seorang sahabat.
"Aku tidak akan gegabah dan terlalu berpikir jauh. Dia memang baik padaku, dia sangat perhatian dan sayang pada Aska, tapi bukan berarti dia menyukaiku bukan? Bisa saja aku ini hanya dijadikan sebagai pelarian dari Aurel," batin Lidya tidak ingin berharap lebih.