Begitu pun Amartha, yang merasa minder dan tak pantas bersanding dengan Brian. Amartha tahu diri dengan semua kekurangan yang membuatnya merasa tak pantas.
Padahal, jika Amartha dan Brian bisa sama-sama jujur dengan perasaan mereka masing-masing, Brian akan bahagia karena telah mendapatkan cinta dan Amartha akan bahagia karena mendapatkan pria yang begitu menyayanginya.
Suasana di dalam mobil begitu hening.
Brian masih fokus pada kaca mobil yang memperlihatkan jalan. Sama halnya dengan Amartha yang memilih menatap jendela untuk mengamati pohon-pohon dan apapun yang terlihat dari balik jendela.
Mereka sama-sama tak berani menyapa juga mengawali percakapan. Kedekatan yang terjalin selama ini tiba-tiba hilang entah ke mana. Brian yang biasanya suka menggoda dan menjahili Amartha pun memilih diam.