Angin tiba-tiba berhembus terasa dingin. Rasanya sangat aneh jika malam hari ada angin yang tiba-tiba nongol entah dari mana. Padahal pintu dan jendela sudah tertutup rapat. Tak mungkin juga 'kan angin menerobos masuk lewat dinding.
"Ih, kenapa sih sejak tadi perasaanku gak enak seperti ini—" keluh Amartha sembari mendekap tangan demi menghangatkan tubuhnya akibat hawa dingin yang tak jelas asal usulnya.
Setelah kejadian sore tadi di saat Bara menyuruh Amartha pindah kamar, dirinya tak lagi melihat batang hidung Bara. Entahlah, Amartha juga hanya fokus mengurusi Alif hingga tak lagi menghampiri suami juga mertuanya.
Jarak kamar Amartha dengan kamar Melati sangatlah jauh. Meski mereka berada di satu atap, tapi kamar mereka terpisah cukup jauh. Harus melewati kolam renang, terpisah oleh dinding, juga harus melewati sekat-sekat pembatas rumah. Amartha malas jika harus berjalan cukup jauh, sedangkan tubuhnya sudah lemas tak berdaya.
