"Apa kamu bilang?!" Tangan Bara meraih tangan Amartha lalu memutar pergelangannya hingga Amartha menjerit kesakitan.
"Lepaskan, Mas! Tak usah kau berbuat kasar padaku! Aku sudah terlalu muak dengan semua sikap kasar yang selama ini kau lakukan!"
Plak! Plak!
Dua tamparan keras berhasil membuat rasa sakit dan membuat bekas di kedua pipi Amartha. Entah berapa kali tamparan Bara sudah dilayangkan dan menyakiti bagian wajah istrinya itu. Amartha tak merasa heran dengan sikap Bara yang tempramental. Sudah sejak dulu Bara melakukan KDRT seperti ini.
Kali ini tak ada lagi tangis yang keluar dari sudut mata indah Amartha. Rasanya sudah kebal dan semakin terbiasa. Meski sebenarnya hati dan jiwanya hancur tapi ia sanggup menahan sakit hati dan juga raga yang ia rasakan.