Melati tak menjawab apalagi menanggapi ucapan Amartha. Ia hanya terus mengelus bagian kakinya yang terasa sakit.
"Ma, aku keluar dulu," ucap Amartha sembari menggendong Alif.
Segera mungkin Amartha membersihkan lantai serta mengeringkannya agar tak lagi ada yang terpeleset. Setelah semuanya bersih Amartha menghampiri Melati lagi di kamarnya. Ia merasa sangat bersalah pada mertuanya itu. Andai saja, bisa diulang kembali kejadian itu, Amartha akan lebih berhati-hati.
"Assalamualaikum, Ma?" lirih Amartha di balik pintu meminta ijin untuk masuk.
Amartha masih melihat Melati yang terus memegang kakinya sambil merintih kesakitan.
"Ma, bagian mana yang sakit? Biar Amartha pijat."
Sembari meletakkan Alif di dekat Melati yang sedang rebahan di kasur, Amartha bersiap untuk memijat. Perlahan Amartha memegang dan mulai memijat kaki Melati penuh hati-hati. Jangan sampai Amartha salah memijat. Yang ada Melati akan sangat ngamuk dan melaporkan dirinya ke polisi.