Saat ini Aurel sedang menyaksikan langsung dengan mata dan kepalanya sendiri, jika Suami yang amat sangat ia sayang dan cintai, sedang bermesraan dengan Bu Lina. Tetangga komplek yang entah bagaimana ceritanya bisa menjalin asmara dengan Suaminya.
Tubuh Aurel melemas. Kedua tangannya bergetar hebat dan keringat dingin sudah mulai keluar dari tubuhnya. Dari sudut matanya mulai meneteskan bulir-bulir air mata yang perlahan membuat manik matanya buram. Air mata itu mulai bercucuran dan membuat batinnya tersiksa.
"Jangan berlagak bodoh dan polos, Aurel! Simpan saja air matamu itu! Tak usah kau mengotori rumah ini dengan air mata yang sama sekali tak akan membuat kami kasihan padamu!" ucap Melisa. "Dengarlah! Buka telingamu lebar-lebar dan jangan berlagak tuli! Mulai detik ini, Vero dan Lina adalah sepasang kekasih!" imbuh Melisa. Mama Vero yang saat ini sedang menjadi dalang dari kemesraan Suami dan tetangga komplek yang umurnya sudah tak muda lagi.