"Ya Allah, kenapa aku selalu saja tak bisa menolaknya. Bersamanya, aku menemukan secercah cahaya kenyamanan dan kebahagiaan. Tolong aku ya Rabb."
Antara merasa bersalah tapi ingin. Kalimat yang bisa menggambarkan suasana hati Aurel. Dia yang merasa bersalah karena mempersilahkan Brian memegang dan menggenggam, padahal mereka bukan mahram. Meski ilmu agama masih cetek dan lemah, ia tetap tak ingin melewati batas.
Menurut Aurel, apapun dan mau bagaimana pun alasannya. Dia tetap harus menjaga nilai-nilai agama. Bisa saja ia melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia. Berduaan, memadu kasih, bermesraan, atau melakukan hubungan suami istri yang selalu ia dambakan. Namun, semua itu Aurel ingin Vero yang memberikan, bukan Brian.
Sayangnya, keinginan Aurel selalu terhempas dan kabur terbawa angin. Harapannya hanya bisa ia harapkan tanpa mendapatkan, membuat gejolak rasa selalu muncul saat bersama Brian.
