"Em, maaf ya, Jun."
"Maaf? Buat apa? Bukankah tadi kamu sudah minta maaf dan kita sudah saling memaafkan? Lalu kenapa kamu minta maaf lagi?"
Lidya dan Arjuna masih berdiri di depan garasi dan saling mengobrol satu sama lain. Mereka kembali akrab dan berhubungan baik. Tidak ada lagi marah-marah, tidak ada lagi saling egois dan tidak ada lagi yang Namanya saling menyalahkan.
Diam-diam Tiara mengintip dari dalam rumah.
"Aku senang akhirnya mereka bisa berhubungan baik. Aku percaya semua ini sudah menjadi takdir dan kehendak Tuhan. Aku juga yakin, jika ini menjadi jalan yang Allah berikan untuk mereka, berarti perceraian memang jalan yang paling baik," lirih Tiara sambil terus melihat Arjuna dan Lidya yang masih mengobrol.
"Ya aku minta maaf karena memang bersalah. Ini bukan lagi soal aku sudah berselingkuh ataupun menelantarkan Aska. Akan tetapi permintaan maafku kali ini karena aku sudah meminta semua uang kamu," jelas Lidya sambil menggigit bibir bagian bawahnya.
