Tak tahan dengan pemandangan yang menyesakkan dada, Aurel memutuskan untuk pergi. Dia membiarkan Vero berduaan bersama gadis yang tak jelas asal usulnya.
Aurel berlari dengan mulut yang ia bungkam sendiri. Perasaannya sungguh kacau. Seakan ini adalah kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Vero.
Meski seorang wanita mudah memaafkan pasangannya, tapi ia adalah makhluk yang paling pendendam. Maksud dari pendendam di sini adalah, ia bisa saja membalas rasa sakit yang ia terima. Tak ada salahnya bukan membalas suami yang tak tau diri?
Terkadang membalas seseorang itu bukan karena kita sudah kalah malah ingin menjadi seorang pemenang. Namun, hanya untuk memberi pelajaran bahwa kita bukanlah makhluk lemah yang seenaknya saja diperlakukan dengan keji dan sesuka hati.
Di sini Aurel memang sedang rapuh dan kehilangan percayaan. Tapi bisa jadi sesaat kemudian Aurel belajar untuk kuat dan berani menegur dan memarahi sang suami.