"Ibu sadar betul bahwa ibumu ini bukanlah seorang ibu yang baik. Namun, yang perlu kamu tahu, bahwa ibumu ini akan berusaha menjadi ibu yang terbaik untukmu—" Amartha terus menyusui sembari menatap wajah mungil yang sedang tersemyum di hadapannya dengan mengucapkan beberapa kalimat sesuai dengan isi hati.
"Amartha?" Seseorang memanggil Amartha dari arah pintu.
Kepala Amartha menoleh dan mengedarkan pandangan ke arah pintu. "Mama?" lirihnya sembari tangan kanannya menarik salah satu gunung kembar yang masih dihisap Alif lalu memasukkannya ke dalam baju dengan tergesa.
Untung saja Alif tak menangis. Karena kaget, Amartha jadi tak sempat meminta ijin pada Alif untuk menghentikan acara minum ASI. Setelah itu, Amartha turun dari ranjang kemudian menghampiri Melati yang sudah berdiri di sisi pintu dengan wajah tersenyum.
"Ada apa, Ma?" tanya Amartha sembari terus membenahi kancing baju.