"Bara ngaku, Ma— malam itu Bara gak sengaja ngomong talak."
Dahi Melati mengkerut. "Bagaimana mungkin kamu gak sengaja? Ngomong talaknya pas kamu lagi tidur?" jawab Melati ragu dengan pengakuan Bara.
"Ya pokoknya Bara gak sengaja aja—"
"Ha? Apa? Gak sengaja dia bilang? Gak sengaja dari mananya coba? Wong jelas-jelas dia ngomong penuh kesadaran penuh kok," batin Amartha dengan lirikan sinis.
"Benarkah apa yang dikatakan Bara, Amartha?"
Di saat Amatha sedang melirik Bara, Melati tiba-tiba mengagetkan dengan bertanya. "Eh, apa, Ma—?" Amartha tertegun sembari meraba kalimat yang telah diucapakan Melati, tapi belum sempat masuk ke pikirannya.
"Hadeh, kamu pasti melamun— kapan sih kalian ini bisa memfokuskan pikiran dan hati kalian saat diajak diskusi! Selalu saja mama disuruh mengulang-ulang ucapan! Kayak remidi aja!"
"Ma-maaf, Ma— suara Mama pelan jadi enggak kedengeran—" jawab Amartha sembari menggigit bibir bagian bawah karena takut.