"Ngapain kamu ke sini wahai MANTAN?!"
JLEB!
Pertanyaan yang spontan Aurel keluarkan menancap tajam di dada Vero.
"Hih! Sial! Mentang-mentang udah cerai manggilnya MANTAN!" keluh Vero dengan memutar bola mata malas.
Untung saja Arjuna yang sedang duduk bersebelahan dengan Aurel tidak tertawa atas apa yang telah dikatakan Aurel. Bukankah sudah menjadi hal yang sangat wajar, saat mengetahui musuh kita merasa malu kita jadi senang?
Arjuna bukanlah pria yang demikian. Dia tidak suka bahagia atas kehancuran orang lain.
"Aku datang ke sini mau menjemputmu—"
"Menjemput?" sahut Aurel melirik. "Kamu gak sedang ngimpi atau mabuk bukan?" pungkasnya.
"Tentu saja aku dalam keadaan normal dan sehat walafiat!"
"Aneh! Aku tanya apa dia jawab apa?!"
"Ayo, kita pulang sekarang!" Vero berdiri dan meraih tangan Aurel begitu saja.