"Apa?! Berani lagi kau padaku? Iya?!!" Tangan kanan Vero sudah bersiap akan menampar pipi Aurel kembali.
Dengan sigap Aurel menahan dan memegangi tangan Vero memperlihatkan perlawanannya.
"Jangan menamparku lagi Mas! Lebih baik, CERAIKAN SAJA AKU!" ucap Aurel dengan nada yang memekik dan mata menyala tajam.
"Apa? Cerai? Hahaha." Vero tertawa terbahak-bahak sembari mendekatkan tubuhnya sampai tak ada sekat yang menghalangi mereka.
Mata mereka saling bertautan. Nafas yang sedikit terasa hangat mulai beradu dan menerpa wajah mereka satu sama lain.
Ada perasaan dag-dig-dug di dalam hati Aurel yang perlahan membuat hatinya merasa kacau. Ya, saat ini dadanya bergemuruh dan jantungnya seakan berhenti berdetak. Tak bisa dipungkiri memang, jika saat berada di dekat Vero, hati Aurel merasa takut, senang dan berdesir begitu hebatnya.
Apalagi kalau bukan karena cinta dan sayang yang begitu besar pada Suaminya itu.