Aurel tahu jika suaminya itu sedang memperlihatkan Pangeran. Demi menghargai Vero sebagai papa kandung dari Pangeran, Aurel mempersilakan Vero menggendongnya.
"Apa? Menggendongnya?" sahut Vero.
"Tentu saja. Kamu kan papanya, jadi kamu punya hak penuh untuk anakmu."
Sayangnya Vero bukanlah seorang bapak yang baik. Benar kalau saat ini dia mengakui bahwa mata yang dimiliki sang bayi sangat persis dengan matanya. Namun, bukan berarti Vero mau menggendongnya.
"Jangan berharap aku mau menggendongnya! Aku tetap tidak mau mengakui anak itu!" tolak Vero.
"Tapi kenapa? Apa alasannya? Bukankah dia sangat persis denganmu?"
"Karena aku masih ingin bersenang-senang di luaran sana! Aku ini seorang pengusaha muda terkenal! Waktuku masih panjang!"
Alasan itu terdengar sangat aneh. Tapi itulah jawaban yang diberikan Vero. Baginya mempunyai anak di waktu-waktu sekarang hanya akan membebaninya. Vero hanya mau memiliki anak jika dirinya sudah puas bersenang-senang.