Isak tangis dan obrolan yang begitu menyayat hati berhasil membuat Ajeng, Carissa dan Aurel berpelukan. Sungguh ini menjadi momen yang mengharukan.
Ajeng merasa sangat bersalah terhadap Nurma sang kakak yang kini sudah meninggal. Maka dari itu setelah ia ingin sekali melebur kesalahannya yang telah lampau.
Berhubung sang kakak sudah tidak ada di dunia ini, Ajeng pun bertekad akan melebur kesalahannya melalui Aurel dan Pangeran.
Setelah kondisi membaik dan segala isak tangis sudah mulai pergi, Aurel serta Carissa dan Ajeng kembali berbincang.
Carissa yang sudah berbuat jahat pada Aurel pun semakin merasa bersalah. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang selama ia sakiti merupakan saudara sendiri.
Nasi sudah menjadi bubur. Kejadian yang sudah lalu pun hanya akan menjadi pengalaman yang patut dijadikan pembelajaran.
"Oh iya, kamu kenapa membawa koper? Memangnya kamu mau ke mana, Sayang?" tanya Ajeng sembari menatap koper milik Aurel.
"Aurel mau cari kontrakan, Tante."