"Sabar Aurel, sabar. Jangan diambil hati dan pikiran. Ingat, dia hanya cemburu dan sakit hati padamu, seperti apa yang sudah dijelaskan sama Arjuna. Jadi, kamu lebih baik diam dan mengalah."
Tak mau ambil pusing, Aurel lalu masuk dan segera berkemas. Meninggalkan Lidya yang masih terus ngomel menghina dirinya. Entah apa yang akan terjadi nanti, yang paling penting sekarang adalah meninggalkan rumah ini dahulu.
"Aurel! Mau ke mana kau?! Dasar kurang ajar!" seru Lidya tidak terima Aurel tiba-tiba masuk rumah dan meninggalkan dirinya.
Beruntung tidak ada barang banyak yang Aurel miliki. Jadi, Aurel tidak kesusahan saat berkemas. Hanya dua tas yang ia punya dan bawa. Satu tas berisikan barangnya dan satu tas berisikan barang Pangeran.
"Selamat tinggal rumah! Makasih, ya selama ini sudah menjadi tempat tinggal super nyaman untuk kami. Kami pergi!" celetuk Aurel sambil mengendong Pangeran.
Kini di punggungnya sudah menggendong satu tas dan di tangannya juga membawa satu tas.
