Saat masuk, mata Carissa langsung terbelalak melihat bagian dalam pada rumah tersebut.
"Gila! Ini rumah apa istana? Bagus banget! Semua perabotannya mahal dan limited," puji Carissa sambil menatap pada seisi rumah.
"Sepertinya Mbak Carissa harus menunggu sebentar. Karena Mbak Aurel masih ditangani sama teman saya." Arsy memberitahu sembari mempersilakan duduk di ruang tamu.
Di dalam hati Carissa bertanya-tanya kok bisa seorang Aurel yang notabennya miskin tidak punya apa-apa bisa tinggal di rumah ini sekaligus melakukan operasi wajah? Siapa Aurel sebenarnya? Beribu pertanyaan memuat di otaknya tapi dia tetap sabar menunggu.
Namun, baru sebentar Carissa duduk, ada suara tangisan bayi.
"Astaga! Siapa yang nangis? Apa jangan-jangan itu bayinya Aurel? Ya Allah, aku sampai gak tahu kalau Aurel sudah melahirkan," lirih Carissa.
