"Brian! Kenapa diam aja?! Jangan buat aku penasaran dong!" teriak Aurel dengan nada menekan.
"Hmm, sepertinya ini orang sudah sembuh. Sudah mulai ngomel-ngomel dan galak," batin Brian.
"Oke, aku akan cerita, tapi jangan syok apalagi pingsan ya," sindir Brian dengan senyum menyeringai.
"Gak mungkinlah aku ini pingsan. Udah ngomong aja, kalau kelamaan aku cubit kamu," ancam Aurel mulai menggerakkan jemarinya yang siap untuk mencubit lengan Brian.
"Orang sakit kok marah-marah mulu!" cibir Brian.
"Satu ... dua ... mau ngomong apa mau dicubit?!"
"Iya-iya ... gak sabaran banget sih! Rumah kamu sekarang pindah—"
"Apa?!" teriak Aurel syok sambil melotot.
"Iya, memangnya kamu gak tahu kalau Suamimu itu sedang ada masalah?" tanya Brian heran.
Aurel terdiam sejenak dan mulai mengingat kembali apa yang telah dikatakan Vero kala itu. Aurel teringat saat Vero beberapa kali ingin mengatakan masalahnya tapi Aurel malah tak terlalu menghiraukannya.