Intan mengetuk ruangan Laura sebanyak tiga kali.
"Iya, masuk!" Laura menanggapi. "Oh, kamu, Intan. Ada apa? Tumben siang-siang begini nyariin aku?" tanya Laura.
Laura memang sudah memiliki suami dan satu orang anak. Dan kebetulan umur Laura dan Aurel itu sama. Bahkan anak mereka juga sama.
Namun, semua karyawan dan karyawati yang bekerja padanya masih muda dan memang belum berkeluarga kecuali Aurel. Laura sama sekali tidak menuntut semua karyawannya harus ini dan itu. No! Laura bukanlah orang yang suka mempersulit urusan orang lain.
Baginya memberikan pekerjaan pada orang yang membutuhkan adalah sebuah kebahagiaan sendiri.
"Maaf Mbak, ada yang harus saya sampaikan pada Mbak Laura," ucap Intan sembari berjalan ke arah sang bos.
"Apa itu?"
"Ada masalah."
"Masalah?" sahut Laura sambil memicingkan mata. "Masalah apa dan siapa yang sudah membuat masalah?"
"Aurel, Mbak."
"Ha? Aurel? Mana mungkin orang sebaik dia mencari masalah?" batin Laura tak percaya.