Malam itu, tepat di bawah sinar bulan purnama yang pucat. sambil melihat bunga sakura yang berguguran begitu indah, entah sudah berapa lama aku terus lari dan bersembunyi dari kenyataan. bagaikan katak dalam tempurung, sial... kenapa malam ini sangat indah dan menyakitkan. wajahnya yang dingin sedingin salju, matanya yang menatapku dengan hangat, serta senyuman yang damai. seketika itu membuat rasa sakit hati ini hilang begitu saja. bagaikan kertas yhatiang di bakar hingga hanya menyisakan abu. kenangan pahit itu seolah hilang karna malam ini, malam yang begitu damai dan indah.
"Chiyoko," suaranya yang terdengar samar dan lembut. suara yang selalu membuatku lemah, aku selalu tak berdaya di buatnya.
"Chiyoko.. maafkan aku," sudah kesekian kalinya dia meminta maaf kepadaku, dan dengan begitu mudahnya aku memaafkan pria breng*s*k itu cinta itu indah saking indahnya sampai menyakitkan.
Cinta tak selamanya manis, cinta bukan hanya kepercayaan antara pasangan, cinta bukan hanya sekedar bercinta.
cinta itu buta, hangat, menegangkan,lembut dan sangat menyakitkan.
"kali ini kau berbuat apa?" aku memalingkan pandangan ku darinya, dia berbisik di telingaku.. mengucapkannya seperti tidak ada rasa salah atau nada penyesalan sama sekali.
"aku menghamili wanita lagi," sebenarnya aku tak terlalu kaget mendengarnya. setiap pria itu melakukannya, pasti dia langsung mengajakku ke suatu tempat yang romantis dan hangat.
Sudah beberapa tahun aku menahan ini semua sendirian, berusaha untuk tidak menerima kenyataan dan terus menerus menutup mata, pura pura tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. pria yang ada di belakangku Arima Nakamura.
Aku mengenalnya empat tahun lalu, saat di perjalanan pulang sehabis minum minum untuk merayakan ulang tahun salah satu temanku di suatu bar.
Tentu saja waktu itu aku sedang mabuk berat, karna mereka memaksaku yang tak bisa minum ini minum banyak tanpa henti sampai rasanya perutku campur aduk.
Empat tahun yang lalu...
Malam yang dingin dan sunyi, angin berhembus di arah yang berlawanan, ia seakan membelai rambutku. salju turun secara tiba tiba, walau aku tau akan turun salju.
Tapi kenapa harus sekarang sihh!!.. sial aku gak bawa jaket lagi. rambut yang di biarkan tergerai indah, celana jeans robek robek, dan baju tangan buntung serta heels yang tingginya 5cm. sial ini kan baju musim panas.
Chiyoko kau ini memang benar-benar bodoh!. pusing bumi seperti sedang berputar putar, ehhh.. bumi atau kepalaku yang berputar? ahh... sial mual banget lagi.
Andai ada pangeran ber jas hitam dengan membawa mobil putih dan menghangatkan ku di tengah hujan salju yang dingin ini.
Sepertinya karna terlalu pusing aku sampai berhalusinasi. rambut perak yang agak mencolok, mata biru yang seperti laut tak berdasar, wajahnya yang sedingin dan seputih salju, bibir yang membiru karna dingin. kenapa ini, apa ini yang namanya malaikat tak bersayap?
Pandanganku mulai kabur, kenapa tiba tiba aku sangat mual, sial rasanya pengen pingsan.
BRUUKKK..
Ketika aku membuka mataku perlahan aku melihat langit langit dinding yang sangat asing, pusing aku tak bisa ingat apa apa.
"kau sudah bangun?" ucap seorang pria yang entah sejak kapan sudah berada di sampingku, dan yang lebih mengejutkan lagi kenapa dia tidak pakai baju.
Aku mengintip di balik selimut, mataku langsung membesar saat menyadari kalau sekarang aku setengah telanjang. Bibirku gemetar tidak seluruh tubuhku gemetar dan berkeringat, apa kenapa..
apa aku melakukannya!!!
"hey.. apa yang kau lakukan!!" bentak ku langsung menutupi seluruh tubuh ku dengan selimut polos berwarna biru laut. Pria misterius itu hanya tersenyum miring sambil membelai rambutku yang setengah basah karna keringat.
Ia berbisik di telingaku dengan suara lengketnya, pria itu sangat menggoda. Aku mulai berpikir tentang hal hal erotis. saat tersadar dari lamunanku tangannya sudah menyentuh bagian Yang seharusnya tidak boleh di sentuh.
Sentuhan itu... entah sejak kapan aku mulai terjebak dalam sensasi ini.
"hah.. hmmm jatuh lah bersamaku, cintaku."
Kulit putih bersih, tubuh yang di bentuk dengan sangat ideal, bahunya yang lebar. Ditambah lagi badan yang dipenuhi keringat, membuat sosok pria itu sangat sexi. Sial, pesonanya sangat mematikan. bibirnya yang lembut bagaikan permen kapas, panas.. gairah ini tak bisa dikendalikan lagi.
Bayangkan dua orang yang tidak saling kenal melakukan hubungan, dan itu pertama kalinya bagi ku.
Pagi yang cerah, sang Surya mengintip dari kejauhan. jam alarm mulai berbunyi, menghilangkan sunyi di sebuah kamar yang mewah dan bersih. Ranjang yang di letakkan di samping jendela, barang barang yang disusun dan ditata rapi. cahaya matahari mengendap masuk dari celah celah jendela yang ditutup gorden berwarna abu abu muda.
Cahaya itu seketika menerangi seperempat ruangan. cahaya yang menyinari wajahku seolah membangunkan ku, dari tidurku yang pulas.
Sakit.. sekujur tubuhku lemas. di sampingku terlihat pria yang telah mengambil keperawanan ku hanya dengan satu malam.