Roy berjalan perlahan sambil menata hatinya yang tiba-tiba terasa gundah bagai api lilin terbelai tarian angin malam. Roy mendesis dalam hati, padahal dia telah memantapkan hatinya sejak lama. Tapi entah kenapa, melihat Sarah yang hari ini terlihat begitu cantik bak mawar mekar di kala sejuknya embun fajar membuat hatinya kembali bimbang. Setelah menghela nafas panjang dia kembali melangkah sambil menyembunyikan buket bunga dibalik punggung gagahnya yang sedari tadi dia genggam erat.
"Hai Sar, sudah nunggu lama ya? sapanya sambil menepuk renyah pundak Sarah yang sedang membelakanginya.
Sarah menoleh memandangnya sambil tersenyum membuat jantung Roy berpacu kembali.
"Gak kok, kamu apa kabar?" dengan memberikan senyum manisnya kepada Roy, senyuman yang membuat hatinya benar-benar serasa ingin lepas .
Roy berdehem lagi, padahal itu pertanyaan biasa, tapi Sarah memang selalu membuat segala hal tampak luar biasa baginya "emm, aku baik"
Sarah memandang Roy sambil memicingkan mata, entah kenapa lelaki yang berpenampilah seperti badboy padahal aslinya baik itu hari ini agak terlihat aneh. Sampai-sampai mengajaknya ketemuan di taman pada siang hari ini dan cuma berdua, padahal dia tidak punya hubungan spesial apapun dengannya, dan Sarah juga hanya menganggapnya sebatas teman. Mencoba tak peduli Sarah mengalihkan pandangannya menatap rusa-rusa yang sedang makan.
"Oiya btw kamu mau ngomong apa? katanya mau membicarakan hal yang penting"
Roy menghela napas lagi entah sudah keberapa kalinya sambil mencoba meredakan perayaan kembang api yang ada di hatinya dia mulai berbicara
"emm jadi gini Sar, a a aku cinta kamu, jadilah pacar ku Sar, aku pengen jadi pendampingmu" sambil berlutut dengan mempersembahkan rangkaian bunga yang ia genggam erat sedari tadi ke hadapan Sarah.
Sarah membulatkan mata, bukan dengan ekspresi terkagum dengan sipu malunya, melainkan ekspresi yang tampak tak percaya
"Mmm maaf Roy, kamu terlalu baik buat aku, di luar sana, masih banyak cewek yang lebih sempurna dan pantas untuk mu, maaf aku gak bisa menerima cinta mu" katanya sambil bergegas pergi "aku pamit dulu ya Roy, maaf"
"tunggu Sar kamu mau kemana? Jangan pergi dulu. Tunggu..."
Tanpa menghiraukan teriakan Roy, Sarah segera pergi. meninggalkan Roy yang terlihat begitu frustasi sambil melempar buket bunga. Tangannya menjambak rambutnya keras aaaaaaaa