Chereads / Latte Macchiato / Chapter 1 - Prolog

Latte Macchiato

🇮🇩Ratutellor
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Di dunia ini tidak harus selalu menjadi orang baik jika perlu sesekali jadi orang jahat karena pada kenyataannya dunia ini tidak selalu memanusiakan manusia.

Apa yang kamu anggap manis tidak selamanya manis toh kue yang di buat dengan bahan dasar gula pada kenyataannya selalu ada yang rasanya kurang manis. Dan apa yang kamu anggap pahit tidak selamanya pahit toh kopi saja yang jika di tambahkan gula pahitnya akan ternetralkan. Sama seperti hidup akan selalu ada pahit dan manis ketika keduanya seimbang dan mampu menopang percayalah tidak akan ada yang namanya terlalu manis dan terlalu pahit yang ada hanya perpaduan rasa yang nikmat.

Tidak terasa dunia ini semakin menunjukan sisi buruknya, di tambah pertumbuhan usia yang sudah memasuki kepala dua membuat gadis berambut coklat, hidung mancung, senyum kempis, bola mata coklat dan sangat menyukai warna pink itu terpaksa menuruti semua permintaan Ibunya. Bagaimana tidak gadis itu mempunyai keyakinan bahwa Ibu adalah segalanya, kebahagiaan ibu adalah hal yang utama. Hidup dan tumbuh dari keluarga muslim membuat dirinya mempercayai bahwa surga berada di telapak kaki ibu dan ibulah yang harus selalu dia hormati karena ridha ibu adalah ridha Allah dan murka ibu adalah murka Allah.

Namanya Latte Macchiato, terdengar seperti nama minuman yang dijual di cafe-cafe bukan? tapi dia berbeda dia bukan Latte Macchiato yang biasa disajikan di cafe. Dia adalah tokoh utama dalam cerita fenomenal ini.

"Atte." Itulah nama panggilan gadis itu

"Iya Mah ada apa?" sahut Atte dari arah kamarnya.

"Mamah ingin kamu mengelola bisnis ayah di Jakarta," pinta wanita

paruh baya itu yang sudah berada di depan pintu kamar anaknya.

"Tapi Mah, Atte tidak pandai dalam berbisnis," sanggah Atte.

"Kamu ya kebiasaan selalu menyerah sebelum mencoba. Ayah kamu sudah tidak ada Atte, mau sama siapa lagi di urusnya? Kamu satu-satunya pewaris tunggal Ayah kamu kalau bukan kamu siapa lagi?" kekeh wanita paruh baya itu Wulan namanya.

Semenjak kepergian Ayahnya Atte dipaksa harus mengurus cafe peninggalan ayahnya di Jakarta, membuat kehdiupan Atte semakin dikekang.

"Atte ingin kuliah Mah, lagi pula Atte tidak sepandai Ayah dalam membuat kopi," pembelaan Atte.

"Kamu enggak usah kuliah! buat apa kuliah? Sekolah saja kamu bermasalah, mamah tidak bisa banyangkan kalau kamu kuliah terus kamu buat onar lagi kayak di sekolah, mau jadi apa kamu? Mending kamu urus aja bisnis Ayah," Tegas wanita paruh baya itu Wulan namanya.

"Jadi mamah nyalahin aku kalau aku selalu buat masalah di sekolah? Mamah pernah gak sih mikirin perasaan aku? bagaimana jadi aku? kalau saja mama tidak memaksa aku untuk masuk kesekolah itu dan mengambil jurusan IPA aku tidak akan bermasalah mah. Mamah kan tahu dari aku SMP aku tidak suka dengan IPA lalu kenapa mama maksa aku buat masuk jursan itu? Coba mamah pikirin perasaan aku? mamah pikirin bagaimana aku harus mencoba memahami semua yang tidak aku sukai," ucap Atte seraya bercucuan air mata.

"Tidak ada tapi-tapi Minggu depan mamah anter kamu ke Jakarta, di sana ada Om Rudi dan tante Mayang yang akan mengajarkan kamu membuat Kopi yang enak," final Wulan.

Dari sinilah awal mualanya.