Rina menarik napas dalam-dalam, kabut di wajahnya akhirnya menghilang, dan dia berkata dengan tenang, "Yah, kamu tidak perlu datang ke sini untuk menghiburku, kembali saja dan lakukan urusanmu sendiri."
"Oke, kalau begitu aku tidak akan mengganggumu untuk saat ini."
Yunus mengangguk, dan kemudian dengan serius menyarankan, "Bagaimana kalau aku menjemput Sisil malam ini? Aku sudah lama tidak melihatnya, aku sedikit merindukannya."
Si kecil itu sangat imut, dan Yunus sangat merindukannya setelah sekian lama.
"Aku akan menjemputnya sendiri, dan menunggu akhir pekan untuk membawanya bermain denganmu." Rina menggelengkan kepalanya dan dengan cepat menolak.
Kedua anak itu bersekolah di tempat yang sama, dan sekarang dia tidak dapat memberitahu orang lain bahwa dia masih memiliki seorang putra, jadi dia hanya dapat menolak Yunus.
Pada saat yang sama, kompetisi puisi di sekolah berlangsung dengan lancar, dan orang yang sekarang membaca puisinya adalah Sisil.