Chereads / Galganos / Chapter 2 - 2

Chapter 2 - 2

Namaku Gilbert, seorang siswa menengah atas tahun ketiga di sebuah sekolah swasta. Usiaku delapan belas tahun. Aku anak tunggal, laki-laki. Bisa dibilang orang tua ku berada di kalangan menengah keatas dan mereka selalu sibuk. Pada dasarnya aku adalah seorang remaja yang terlihat normal. Tidak ada yang spesial dariku, hanya seorang remaja dengan rambut hitam, dan lurus.

Aku tidak terlalu dekat dengan teman sekelasku bahkan dalam beberapa hal aku melakukan nya sendiri. Beberapa kali aku sempat diajak berkumpul bersama yang lain tapi aku selalu menolaknya. Bukan karna aku benci, hanya saja aku tidak ingin mereka mengetahui rahasia kecil ku. Bisa dibilang aku memang sengaja menutup diri.

Mengenai rahasia kecil ku. Aku benci mengatakannya. Aku memiliki sebuah kekuatan. Kebanyakan orang akan sangat senang bila memiliki kekuatan layaknya pahlawan super dalam cerita-cerita fantasi. Tetapi aku berbeda, kekuatanku bukanlah sesuatu yang pantas di banggakan. Bahkan aku lebih menganggapnya sebagai kutukan.

Waktu aku berusia lima tahun, itulah saat pertama kali aku menyadarinya. Pada saat itu Ibu mengajakku untuk bermain di taman di dekat rumah. Banyak sekali anak-anak disana, aku sangat ingin bermain dengan mereka pada saat itu. Ibuku mendapat panggilan dari tempat kerjanya pada saat itu, dan tanpa ia sadari aku sudah lepas dari pengawasannya dan berbaur dengan anak-anak yang sedang bermain disana.

Ketika aku bertanya, "apakah aku boleh ikut bermain?" Kepada anak-anak yang sedang bermain ayunan disana, mereka langsung tersenyum dan memberikan tempat untukku duduk. Aku melangkah masuk kedalam ayunan dengan memegang besi-besi penyangga nya. Dan kalian tahu apa yang terjadi? Dalam sekejap papan penyangga tersebut berubah menjadi coklat karena berkarat dan pada akhirnya patah. Ayunan tersebut jatuh dan membuat anak-anak tersebut menangis.

Ibuku terkejut, segera ia matikan panggilannya yang belum selesai dan menarikku menjauh. "Apa kau baik-baik saja Gil?" Dengan wajah panik Ibu menanyaiku. Aku tersenyum seakan tidak berdosa dan mengangguk antusias. Bagiku saat itu adalah sesuatu yang keren. Dengan segera Ibu membawa ku pulang sebelum ada orang yang menyadari bahwa aku yang menyebabkan rusaknya ayunan tersebut.

Itu hebat! Pada usiaku yang baru lima tahun aku sudah merusakkan sebuah ayunan.

Aku sungguh tidak menyadari nya saat itu. Itulah pertama kali aku secara tidak sadar mengeluarkan kekuatan tersebut. Kekuatan yang mengacaukan hidupku. Kekuatan yang tidak pernah berhasil kumengerti hingga hari ini. Kenapa aku harus memiliki kekuatan ini? Ini lebih seperti kutukan.

Sejak saat Ibu dan Ayah menyadari kekuatan itu, kehidupanku berubah. Ibu dan Ayah selalu mengawasiku setiap saat. Bahkan pernah pada suatu hari aku dengan iseng memegang motor kesayangan Ayah sehingga mengakibatkan berkaratnya motor kesayangan Ayah. Dan akhirnya membuatku harus terkurung di gudang selama empat jam.

Beberapa kali orang tua ku sudah mencoba mencari pengobatan alternatif untukku. Tapi tidak ada satupun yang pernah berhasil. Bahkan pernah suatu kali aku dibawa ke ahli spiritual, aku dibilang sebagai anak iblis oleh orang aneh itu. Ayahku tidak dapat menahan emosinya saat itu dan langsung memukul orang 'pintar' itu tepat di wajahnya.

Akhirnya mereka menyerah setelah beberapa kali berusaha. Mereka memilih untuk menerima hal aneh yang terjadi pada anaknya ini dan mulai lebih memperhatikan kehidupanku.

Setelah aku beranjak dewasa. Ayah dan Ibu perlahan mulai percaya bahwa aku bisa menjaga diri bahkan saat tidak bersama mereka. Dengan syarat sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan kekuatanku.

Sekarang aku sudah berumur delapan belas tahun, aku bersekolah, dan memiliki teman. Yah, meskipun dengan cara berbeda karna aku harus membatasi diriku. Itu semua berkat mereka yang selalu membatuku menjalani kehidupan layaknya remaja pada umunya.

Aku sangat menyayangi mereka. Lebih dari pada apapun. Sungguh.