Bab 22
"Hari senin kamu boleh mulai bekerja!" Kata Jack Wilson. Dia memberikan kartu nama untuknya.
Jack menguap berulangkali, dan berpamit meninggalkan Leon sendiri disana.
Sementara Leon membaringkan tubuhnya lagi di kursi panjang itu. Dan tidak berapa lama dia tertidur.
Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi. Lea terbangun melihat sekelilingnya dia masih bingung dimana dia saat ini. Terakhir kali dia mengingat dia mabuk berat malam tadi.
Lea menuju kamar mandi, dan membersihkan tubuhnya. Mengambil tasnya disamping ranjang. Lea keluar dari dalam kamar. Dia melihat Leon tidur dikursi. Segera ia membangunkannya.
"Le, Leon! Bangun!" Panggil Lea dengan menggerakkan tubuhnya. Tak berlama dia menguap dan membuka matanya.
Dengan setengah malas dia bangun dari tidurnya. Melihat Lea sudah berdiri.ddidepannya .
"Uda bangun?" Tanya Leon masih nampak linglung.
"Udah. Dari tadi malem kamu tidur sini?" Tanya Lea merasa kasihan melihat Leon tidur didepan kamarnya.
"Ya emang kenapa?"
"Kenapa gak ikut tidur didalam?"
"Gak enak lah Lea! Dilihat orang!"
"Gak ada yang ngelihat!"
"Udah ayo cepat pulang. Mamamu pasti sudah cemas!"
"Gak bakal,"
"Dasar anak bandel!" Kata Leon mengusik rambut Lea yang sudah tertata rapi.
Sampai di rumah, Sony bersikap dingin pada Lea. Antara percaya atau tidak anaknya mengerjakan tugas kuliah Samapi menginap dirumah temannya. Dan pulang lagi pagi. Ke pa tidak dikerjakan hari minggu aja sekalian.
"Maaf Pa, Lea ketiduran! Gak di bangunin Kanya tadi malam. Lupa gak izin mama. Tapi kata mama teman Lea, Kanya uda menelphonenya tadi malam Pa," jelas Lea sebelum Papa Sony bertanya macam - macam.
Wajah Sony datar, tidak menjawab apapun omongan Lea. Terserah dia mau pulang atau tidak. Anak itu kadang susah di kasih tahu.
Sony berlalu saja dari Lea, tampaknya sudah enggan bicara. Saat ini di dalam fikirannya hanya Nirmala. Brian belum bicara apapun terhadap nya hari ini. Apakah ada perkembangan informasi dari Nirmala hari ini.
Lea masuk begitu saja kedalam rumah, entah suka atau tidak suka yang penting dia sudah bicara pada papa Sony.
"Huh, dari dulu gak pernah perduli sama sekali padaku! Yang diperdulikan hanya Nirmala, Nirmala dan Nirmala terus. Meski anaknya sudah gak ada dirumah orang itu tetap saja mikirin Nirmala." Gerutu Lea dengan berjalan menjauhi Papanya diruang tamu.
Dia berjalan menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Tanpa disadari kakinya tidak meminjak anak tangga, hingga kaki Lea terpeleset dan terlilir.
"Aduh!!" Teriaknya keras. Sony yang mendengarnya setengah berlari segera menghampiri Lea yang terduduk ditangga.
"Apa yang terjadi Lea?" Teriaknya kencang dan panik.
"Pa, kakiku terkilir!" Jawabnya dengan memegangi kakinya yang sangat sakit.
"Mana sini papa lihat!" Suruh Sony dengan menarik kaki Lea, dan mencoba melemaskan telapak kakinya.
"Ahh!! Sakit Pa!" Kata Lea dengan meringik-ringik kesakitan
"Tahan!" Kata Sony mencoba memijat- mijat kaki Lea, untuk mengembalikannya seperti semula.
"Ahh!!!" Lagi Lea berteriak.
"Sepertinya kakimu terkilir hebat. Kita kerumah sakit saja. Dari pada terjadi apa-apa," kata Sony
"Apa Papa gak sibuk?" Tanya Lea basa-basi, sebenarnya senang karena Papanya sedikit ada perhatian padanya.
"Papa gak ada kerjaan dirumah. Sekarang Papa antar kamu kerumah sakit!" Ajak Papa Sony.
"Terimakasih Pa, oh ya Mama Wira kemana gak dengar suaranya pagi ini?" Tanya Lea celingukan tidak nampak batang hidung Mama Wira
"Mamamu masih jogging belum pulang!" Jawab Sony bermalas-malasan membicarakan istri keduanya.
"Kamu bisa berdiri gak?"
"Bentar Pa aku coba!" Jawab Lea dia bisa berdiri dengan satu kakinya. Namun dia kesulitan berjalan. Akhirnya Papa Menggendongnya ke dalam mobil. Dan bergegas ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan.
****
Beberapa hari kedepan kondisi Nirmala sudah membaik.
Malam itu saat sedang tidak sibuk Nirmala mencari informasi tentang penyakit Leukimia yang dideritanya.
Banyak sumber-sumber dari segala ilmu kesehatan dan kedokteran menjelaskan tentang bahaya kanker darah itu.
"Gejala yang lebih berat dapat dialami penderita apabila sel kanker menyumbat pembuluh darah organ tertentu. Gejala yang dapat muncul Sakit kepala, mual dan muntah nyeri pada tulang, Linglung, kejang." Nirmala masih terus membaca informasi itu, gejala- gejala itu sudah dialamanya beberapa pekan ini.
"Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala, seperti demam berulang dan berkepanjangan atau mimisan gejala leukemia sering kali menyerupai gejala penyakit infeksi lain, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan kanker dan mencegah perkembangan penyakit."
Pengobatan leukemia membutuhkan waktu yang cukup panjang. Rutin berkonsultasi dengan dokter selama pengobatan, bahkan hingga selesai pengobatan. Hal ini dilakukan agar perkembangan penyakit selalu terpantau oleh dokter.
"Jika aku bolak balik ke dokter uang darimana yang bisa kudapat untuk membayar biaya pengobatan itu. Pasti biaya itu tidak cupuk satu dua juta saja. Tidak mungkin aku minta dari papa. Mama Wira pasti tidak akan mengizinkan. Lagian aku sudah tidak tinggal dengan papa, aku tidak akan merepotkannya." Gumamnya sendiri.
Leukemia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh dan tumbuh secara tidak terkendali.
Faktor risikonya, memiliki anggota keluarga yang pernah menderita leukemia, menderita kelainan genetika, menderita kelainan darah, pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi.
Leukemia bersifat kronis dan akut. Pada leukemia kronis, sel kanker berkembang secara perlahan dan gejala awal yang muncul biasanya tergolong ringan. Sementara pada leukemia akut, perkembangan sel kanker terjadi sangat cepat dan gejala yang muncul dapat memburuk dalam waktu singkat. Leukemia akut lebih berbahaya dibandingkan leukemia kronis.
Malam ini Nirmala tidak menangis, air matanya sudah terkuras banyak, dia harus kuat menjalani ujian ini. Dia pasti sembuh. Dia sangat optimis. Demi kesembuhannya.
Saat menscroll keatas kebawah, keluar dari aplikasi ini masuk kesana kemari sampai berhenti di jejaring media sosial, Nirmala menemukan Sebuah peluang emas untuk mendapatkan uang banyak.
"Dicari penyanyi berbakat dengan suara emas untuk mengisi panggung hiburan di King Club dengan pendapatan 30 juta sampai 50 juta perminggu jam kerja dari 08.00-11.00 malam, dipilih 5 penyanyi terbaik." Kata Nirmala membaca informasi itu diakun media sosial nya.
"Sayang, kenapa tempatnya disana? Kalau aku ikut bernyanyi disana pasti nama dan wajahku dinilai buruk," ungkap Nirmala.
"Tapi kalau aku menyembunyikan identitas ku, pasti aman. Bener kan?" Gumamnya sendiri.
Nirmala menyimpan nomer telepon yang tertera, dia akan menghubungi nya segera. Pemilihan penyanyi itu dimulai besok pagi.
Nirmala menghubungi Mas Seto dia bagian penanggung jawab pencarian penyanyi dengan suara emas itu.
Nirmala dimohon untuk datang besok pagi Nirmala mengiyakan informasi itu. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam dia harus tidur. Nirmala mulai memejamkan mata dan tertidur segera.