Tubuh Psyce terasa benar-benar berada di bawah kendali pria di depannya saat ini. Ia benar-benar merasa seolah dirinya adalah seorang anak kecil tak berdaya yang tak bisa melakukan apapun dihadapan orang dewasa yang memerintahkannya. Layaknya bayi yang ada di dalam gendongan pria di depannya. Tanpa sadar air mata Psyce sudah jatuh membasahi pipinya. Kakinya tidak bisa lagi menahan tubuhnya, karena ia merasa tidak bertenaga lagi. Suaranya tercekat, kemudian terisak pelan.
"Psyce!" Tristan yang tidak mendengar apapun setelah kalimat yang dilontarkan pria asing itu, kali ini mendengar suara Psyce yang terdengar seperti suara isakan tangis.
"Dia masih lah gadis kecil yang polos yang masih memiliki ketakutan, meskipun aku harus akui jika dia kuat." Rhyta berbicara.
"Psyce!" Zoa juga ikut berbicara memanggil nama Psyce.
"Apa yang kau lakukan pada Psyce, Rhyta?!" Zoa bertanya dengan nada membentak kepada Rhyta yang bisa melihat keadaan di belakang Zoa dan Tristan.