"Kamu cepetan! Kenapa datang terlambat?" tanya ketua OSIS pada siswa baru yang sedang menjalani masa orientasi siswa.Â
"Maaf Kak, jalanan lagi macet," jawabnya singkat dan tidak merasa bersalah sama sekali. Ketua osis yang melihat adik kelasnya yang baru tersebut merasa kesal. Pasalnya siswa tersebut telat 15 menit, bukan waktu yang sebentar.Â
Di ujung barisan ada siswi cantik yang sedang menatap kagum pada siswa tersebut yang baru saja datang. Siswi tersebut bernama Ayudia Maharani. Siswi yang mendapatkan beasiswa sehingga ia bisa sekolah di sekolahan elit tersebut.Â
"Okey, kali ini kami maafin kamu dan silahkan kamu gabung dengan yang lain!" ucap ketua osis tersebut pada siswa yang bernama Kenzo Giorgino. Siswa baru yang paling tampan dan juga berkharisma. Banyak pada siswi yang mencuri perhatian pada Kenzo.Â
Setelah itu Kenzo berjalan mendekati barisan dan gabung dengan yang lain untuk mengikuti acara yang digelar oleh para osis. Semua murid diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut agar bisa dekat dengan murid yang satu dengan yang lainnya.Â
Ayudia yang berada di barisan paling depan terkejut saat tiba-tiba Kenzo duduk di sampingnya. Karena tempat duduknya memang ada di sebelah barisan para siswa. Mereka saat ini sedang berada di lapangan sambil duduk.Â
"Kamu, kenalkan diri kamu terlebih dahulu yang lain sudah pada perkenalan," ucap wakil ketua osis yang berjenis kelamin perempuan. Yang ditunjuk adalah Kenzo, kemudian Kenzo berdiri dan berjalan menuju depan dimana para osis sedang berdiri.Â
Setelah berdiri di hadapan para semua murid, semua murid berteriak histeris karena melihat ketampanan Kenzo yang begitu mencolok. Begitu juga dengan Ayudia yang sangat kagum dengan Kenzo, ada perasaan yang membuncah di dadanya saat melihat Kenzo yang sedang berdiri di depan.Â
"Ganteng kali woy!"
"Ganteng banget sih!"
"Udah punya pacar belum?"Â
Begitu lah teriakan para siswi yang melihat ketampanan Kenzo. Namun tidak dengan Ayudia yang sepertinya terlihat cuek dan tidak peduli. Padahal dalam hatinya ia merasa sangat kagum dan juga memuji ketampanan Kenzo.Â
"Hai teman-teman! Kenalkan namaku Kenzo Giorgino, hobby main basket. Jadi kalau dari kalian ada yang hobby main basket juga, fix kita teman dekat." Kenzo mengenalkan diri di hadapan semua para teman sekolah. Semua siswi berharap agar bisa satu kelas dengan Kenzo.Â
"Wah keren namanya, sekeren orangnya sih. Boleh minta nomor ponsel nggak?" tanya salah seorang siswi yang bernama Jennifer. Gadis itu yang sejak tadi terlihat heboh dengan Kenzo. Dalam hatinya ia harus bisa memiliki Kenzo agar bisa menjadi kekasihnya. Sedangkan Kenzo yang diam saja dan tetap melakukan perkenalan pada semua teman yang sedang berada di depannya.Â
"Baiklah Kenzo, kamu bisa duduk kembali." Ketua osis memberi instruksi pada Kenzo agar menempati tempat semula.Â
***
Tak terasa hari ini adalah hari terakhir semua murid melakukan masa orientasi. Semuanya diharapkan untuk membuat kelompok dan bermain sesuai perintah semua anggota osis.Â
Tanpa diduga ternyata Ayudia berada di kelompok yang sama dengan Kenzo. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Dan Ayudia satu kelompok dengan Kenzo dan juga Jenifer. Di kelompok itu Ayudia tidak berani berbicara sama sekali karena dirinya merasa jika bukan orang berada sehingga membuat dirinya tidak percaya diri.Â
"Heh, lo kok diem aja sih? Main yang bener dong," teriak Jennifer dan semua teman yang lain hanya diam saja. Mereka bermain mengisi toples dengan balon kecil. Dan siapa kelompok siapa yang penuh duluan maka dialah pemenangnya.Â
Merasa jika dirinya dibentak oleh Jennifer membuat nyalinya menciut. Kenzo yang melihat Ayudia hanya melihat saja tanpa berkomentar apapun. Wajahnya terlihat datar saat menatap Ayudia.Â
"Terus aku harus gimana lagi? Kan udah aku isi semua. Lagian yang lari dari tadi aku kok," jawab Ayudia yang tidak ingin disalahkan. Ayudia merasa jika di sekolahan ini sepertinya dia harus tahan mental dan percaya diri dari semua bullyan.Â
"Hih kamu tuh harusnya nurut sama kita. Dasar jelek!" ejek Jennifer karena tidak suka melihat Ayudia yang sepertinya dari kalangan tidak mampu. Jennifer tidak akan mau berteman dengan orang yang bukan dari keluarga kaya raya.Â
"Udahlah biarin aja, lagian udah hampir selesai kok permainan ini," ucap Kenzo yang menyahut ucapan Jennifer barusan. Setelah berkata demikian, Kenzo menatap pada Ayudia dengan tatapan yang sulit diartikan.Â
Lalu acara lomba di hari terakhir orientasi sudah berakhir. Kini giliran mereka untuk istirahat. Waktu istirahat itu mereka gunakan untuk pergi ke kantin hanya untuk melepas dahaga ataupun menghilangkan lapar.Â
Namun tidak dengan Ayudia. Ia tidak berani menginjakkan kakinya di kantin sekolah. Semua menu yang tersedia di kantin itu adalah menu sehat yang diolah oleh chef senior. Sehingga membuat harga menu yang ada di kantin sekolah itu sangat mahal. Bagi Ayudia ia tidak mampu untuk membeli makanan mewah itu.Â
Saat Ayudia hanya duduk melamun di taman sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya pelan. Membuat Ayudia terlonjak kaget. Ternyata salah satu siswi seangkatan dirinya dengan penampilan yang tampak nerd dengan rambut dikuncir dua.Â
"Kamu Ayudia ya? Boleh aku panggil Ayu nggak?" tanya siswi berkacamata tebal itu.Â
"Iya boleh. Memang Ayu kok nama panggilan aku," jawab Ayu sambil tersenyum ramah. Ayu tidak menyangka jika masih ada yang ingin bertanya padanya.Â
"Kenalkan nama aku Amanda, panggil aja Manda." Manda mengulurkan tangannya untuk mengajak Ayu berkenalan. Ayu langsung menyambut uluran tangan Manda dan tersenyum bahagia.
"Makasih ya Manda kamu udah mau berteman dengan aku," ucap Ayudia karena merasa senang Manda mau mengajaknya berkenalan.Â
"Memangnya dari tadi dan kemarin nggak ada yang ngajak kamu kenalan?" tanya Manda tak percaya. Entah kenapa Manda begitu tertarik untuk berteman dengan Ayu yang tampak pendiam dan juga baik. Tidak seperti yang lain, berteman pilih-pilih status sosial. Manda paham jika sekolahan itu sangat elit. Namun meskipun Manda juga tergolong dari keluarga kaya dia tidak akan memandang teman hanya karena status sosial. Seluruh siswa tahu jika Ayudia adalah murid beasiswa. Jadi mereka merasa malu jika berteman dengan Ayudia.Â
"Mungkin mereka malu berteman dengan aku ya?" cicit Ayudia lirih sambil meremas kedua tangannya yang putih sehingga tampak sangat memerah.Â
"Nggak usah dipikirin. Kamu temenan sama aku aja," sahut Manda yang berusaha untuk menghibur hati Ayu yang seperti tampak sedih.Â
"Apa kamu nggak malu?" tanya Ayu dengan lemah.Â
"Nggak, oh ya kita ke kantin yuk! Aku lapar banget nih," ajak Manda sambil menarik tangan Ayu.Â
"Nggak ah, aku nggak lapar." Ayu menolak ajakan Manda karena ia tidak punya uang.Â
Saat Manda memaksa Ayu ke kantin. Tiba-tiba dari arah kantin datang segerombolan Kenzo dan juga kawan-kawan. Mereka berjalan dengan jumlah 4 murid. Kenzo tampak sangat mencolok sekali. Sehingga membuat semua cewek di sekolahan berteriak histeris memanggil nama Kenzo. Mereka semua terpesona dengan ketampanan Kenzo yang seperti bule dan tubuhnya tinggi tegap.Â
Begitu juga dengan Ayudia yang tidak fokus saat melihat Kenzo. Matanya terperangah karena kagum dengan sosok Kenzo.