Gilang tidak menyangka sama sekali, kalau apa yang telah dia perbuat dan lakukan mendapatkan balasan yang sangat besar dari Allah SWT.
Dengan pelan-pelan Gilang mencoba menjalankan mobil nya, berjalan menuju rumah kontrakan Firman.
Sesampainya dirumah, Gilang menceritakan semua nya kepada Firman.
"Waah, waah, memang sungguh luar biaso kekuasaan Allah SWT di berikan kepadamu Gilang, kamu diberikan pekerjaan dan sekarang kamu mendapatkan hadiah yang tak pernah di sangka-sangka sebelumnya.
"Mudah-mudahan ini semua dapat menjadi suatu yang lebih baik lagi dalam hidupmu Gilang,"
"Amiin Man, mudah-mudahan ini merupakan awal perubahan kondisi kehidupan ku untuk lebih baik lagi,"
"Amiin Gilang, aku doa kan kamu akan lebih sukses lagi dan mendapatkan apa yang engkau impikan,"
Kedua sahabat tu saling merangkul, karena merasakan kebahagiaan ini, yang tidak pernah mereka sangka.
Disaat Firman dan Gilang sedang berbagai kebahagiaan terdengar suara dari luar rumah.
"Assalamualaikum,"
"Waallaikumsallam,"
"Ooh buk Dew, ayo buk silahkan masuk!" sapa Firman ke pada seorang wanita yang di panggil nya buk Dewi.
"Makasih Firman, ndak usah ibu hanya sebentar aja, biar ibu di teras aja,"
"Gilang, kenalkan buk Dewi, yang punya kontrakan," kata Firman sambil mengenalkan Gilang ke ibu Dewi.
"Tumben ibu datang kesini? Ada apa ya buk? kalau untuk sewa kontrakan saya rasa masih ada tiga bulan lagi kan buk?" tanya Firman ke ibu Dewi.
"Iya Man, ibu tahu,"
"Dan ibu datang kesini bukan untuk mintak sewa kontrakan, tapi ibu datang kesini untuk mengundang kalian, karena minggu depan ada acara pesta perkawinan anak ibu, dan kalian jangan sampai tidak datang,"
"Ooh, insyaAllah kami akan datang buk," jawab Firman.
"Baiklah kalau begitu ibu permisi dulu, masih banyak yang mau ibu undang,"
"Iya buk hati-hati dijalan," balas Firman singkat.
Tak terasa hari itu malam berlalu terlalu singkat, tak terasa sang surya pun terbit di sebalah timur, menandakan pagi sudah datang.
Seperti biasa kedua sahabat ini siap-siap untuk berangkat kerja.
"Gilang nanti mungkin saya agak telat pulang, jadi kalau kamu mau makan duluan silahkan, jangan tunggu aku!"
"Kenapa Man? Kamu ada acara?"
"Aku disuruh sama bos ku hari ini untuk menjemput anaknya yang tinggal di Bandung, jadi nanti pulangnya agak malam,"
"Baiklah kalau begitu, tapi kamu hati-hati ya! Dan kasih kabar aku kalau udah sampai Bandung," jawab Gilang.
"Iya nanti aku kasih kabar, dan kamu juga hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya!"
"Siaaap komandan!" jawab Gilang sambil hormat kepada Fauzan.
Keduanya saling ketawa dan mulai berjalan menuju tempat kerja masing-masing, sesampainya Gilang di kantor.
"Pagi mas Gilang! Mas Gilang ditungguin sama Pak Rahman di ruangannya, "
"Pagi Rina. Oh ya, Makasih Rin," jawab Gilang.
Tok.
Tok.
Tok.
"Permisi pak! Bapak manggil sayang?"
"Masuk Gilang! Iya tadi saya pesan sama Rina," jawab Pak Rahman.
"Ada apa pak?"
"Kamu sudah pelajari proposal yang saya kasih ke kamu kemaren Gilang?"
"Sudah pak,"
"Apa pendapatmu tentang proposal itu?"
"Ini proposal yang biayanya sangat besar pak, dan proposal kita ini sangat jelas sekali rimciannya, setiap bagiannya jelas kita lampir kan berapa biaya yang di keluarkan, dan saya yakin proposal kita bakal akan memenangkan penawaran ini pak,"
"Kamu benar Gilang, tapi kamu jangan merasa optimis dulu, karena lawan kita untuk mendapatkan proyek ini tidak ringan, mereka pasti juga ingin mendapatkan proyek ini, karena itulah kamu saya panggil ke sini,"
Pak Rahman mengeluarkan dua buah proposal lagi dalam laci mejanya.
"Yang warna hijau ini adalah proposal yang asli, yang mana copy nya ada sama kamu dan Putri, sementara yang warna kuning adalah proposal pengajuan penawaran kita yang sebenarnya, dan yang mengetahui hanya kamu dan saya, ini adalah rahasia perusahaan, dimana tak boleh satu orang pun yang mengetahuinya termasuk mitra bisnis perusahaan, kamu mengerti dan paham maksud saya Gilang?"
Gilang menganggukan kepalanya.
"Saya mengerti dan paham pak," jawab Gilang.
"Hari ini kamu akan ikut penawaran proyek besar ini, kamu akan ditemani oleh Putri, ingat nanti yang akan kamu masuk kan adalah proposal yang warna kuning ini bukan yang hijau, dan jangan sampai Putri mengetahuinya, karena ini adalah rahasia perusahaan kita,"
"Baik pak,"
"Gilang mengambil kedua proposal itu dari tangan pak Rahman, dan menyimpan kedalam tas nya,"
Tidak berapa lama terdengar telpon Gilang berbunyi.
Biib
Biiib
Biib
"Assallamualaikum,"
"Hallo, ini siapa?"
"Hallo ini saya mas, Putri,"
"Oooh kamu Put, udah dimana?"
"Saya udah menuju ke kantor mu mas, bentar lagi sampai kok,"
"Ya udah, saya tunggu ya," jawab Gilang sambil menutup telponnya.
Tak selang berapa lama Putri pun sampai.
"Gimana mas Gilang kita berangkat sekarang?"
" Boleh ayo! Tapi bentar Put, saya minta izin dulu sama pak Rahman,"kata Gilang ke Putri.
Gilang melangkah ke ruangan pak Rahman untuk minta izin keluar guna mengikuti penawaran proyek tersebut, setelah itu mereka berdua berangkat ke acara penawaran proyek itu.
Dalam perjalananya.
"Putri, kamu merasakan ada sesuatu yang aneh tidak?"
"Aneh gimana mas? Maksudnya apa mas?"
"Coba kamu perhatikan orang yang pakai sepeda motor itu, sejak kita keluar dari kantor, mereka selalu mengikuti kita, kamu kenal mereka?"
"Tidak mas, aku tidak mengenali mereka
Siapa mereka, dan apa mau nya?"
"Entah lah mas, aku juga tidak tahu," jawab Putri.
Gilang memperlambat jalan mobilnya dan berhenti ditepi jalan.
"Mas Gilang kenapa berhenti mas?"
"Bentar Putri, aku mau beli minuman dulu, haus kamu juga haus kan?"
"Iya mas, tapi aku ikut beli minumannya mas, soalnya aku takut,"
"Boleh ayoo!"
Gilang dan putri pergi membeli minuman, tapi alangkah terkejutnya mereka disaat membeli minuman.
"Mas Gilang, lihat! Dua orang yang pakai sepeda motor tadi masuk ke dalam mobil," teriak Putri
Gilang menoleh ke arah mobilnya, dia melihat salah seorang dari pengendara itu mengambil sesuatu dari dalam mobilnya.
"Woooi, maliiing!" Teriak Gilang, tapi tak ada satu pun yang peduli mendengar teriakan Gilang.
Gilang dan Putri berlari menuju mobilnya.
"Ada yang hilang mas?"
"Tidak Put, Handphone-ku yang kuletakan disini masih ada, tidak dicurinya, tapi---"
"Tapi apa mas, mas Gilang?"
"Foto copy proposal penawaran proyek yang diberi pak Rahman hilang Put,"
"Aduh, gawat itu mas! Proposal itu tidak boleh ada yang tahu mas, itu adalah rahasia perusahaan mas, kalau ada orang lain yang tahu bisa bahaya mas, kita bisa di marahin oleh pak Rahman, soalnya kita bisa gagal mendapatkan proyek itu mas,"
"Ayo, kita kejar mas!"
"Mana sempat lagi Put, mereka sudah jauh, tidak kelihatan lagi,"
"Aneh kenapa mereka tidak ambil handphone-ku, kenapa cuma proposal itu?"
"Ini pasti ada yang sabotase kita mas, ada yang tak suka kita bisa menjadi pemenang dalam penawaran proyek ini,"
"Sudahlah Put, kita serahkan saja ke Allah SWT, kalau proyek ini masih memang rezeki kita syukurlah, tapi klo tidak mungkin belum rezeki kita Put,"
Gilang dan Putri melanjutkan perjalanan ke tempat acara penawaran proyek tersebut, sehingga tak betarapa lama mereka pun sampai.
"Putri, kamu masuklah dulu, saya mau ke toilet sebentar,"
"Baiklah mas, aku tunggu di dalam ya," jawab Putri.
Gilang berjalan menuju ke toilet.
Ketika Gilang di toilet, terdengar suara dari kamar sebelahnya.
"Aman bos, saya sudah dapatkan proposal dari PT MUTIARA SEJATI, dan saya pastikan penawaran proyek kali ini mereka tidak akan bisa mengalahkan kita, karena rahasia angka penawaran perusahaan mereka sudah ada ditangan kita, hahahahahaa,"
***