Warning! Bab ingin mengandung adegan dewasa, lewati jika kalian berada di bawah umur untuk membacanya.
Xoxo, Happy reading.
Rumi pasrah di bawah pesona pria ini. Satu persatu pakaiannya ditanggalkan tak bersisa. Gaunnya jauh ke lantai, berada di sela kakinya yang dipaksa untuk terbuka dengan lebar, kepala Mr. Tonny ada di bawah sana. Menyesap cokelat hangat 'milik' Rumi. Sekedap saja, tetapi itu cukup untuk membuat seluruh tubuhnya merinding hebat.
Decapan memenuhi ruangan. Rumi menggigit bibir bawahnya, menahan kenikmatan yang luar biasa.
Ia bangkit, berdiri sejajar dengan garis itu. Menatap wajahnya yang memerah, bak kepiting rebus.
"Harusnya aku mematikan pendinginnya," tuturnya begitu lembut. Membelai sisi pipi Rumi yang memerah. Jelas dia sedang kedinginan, ditambah dengan rasa malu yang luar biasa sebab tubuhnya bertelanjang bulat di depan sang suami.
"Kau curang ...." Rumi melirih, merapatkan tubuhnya pada Mr. Tonny. "Kau tidak menanggalkan pakaian," katanya.