"Memangnya siapa yang ada di dalam kamar pasien yang itu?" Bisikan dimulai. "Kenapa harus dijaga dua pria bertubuh kekar dan wajahnya juga seram. Aku yakin, di saku kanan dan kiri celananya itu pasti tersimpan pistol atau senjata tajam," bisiknya pada rekan kerja. Pandangan matanya tertuju ada dua pria dengan wajah kaku, tanpa ekspresi yang berarti. Bahkan saat orang-orang menyapa mereka, mereka hanya diam saja. Tentunya dengan ekspresi wajah yang begitu.
Menyebalkan memang. Seperti tidak punya sopan santun sama sekali.
"Hush, jangan ngawur." Rekannya menimpali. "Nanti kau bisa kenak tembak juga. Ingat kalau kau sebentar lagi akan menikah, Jangan jadikan pacarmu sebagai pengasuh orang yang cacat." Dia sarkas dengan kalimatnya. Hobi temannya yang satu ini memang begitu. Suka mengurus, urusan orang lain. Bahkan itu pasien asing sekalipun.
"Mungkin saja dia putri keturunan bangsawan. Aku mengobati kaki dan tangannya, dia bahkan memakai gaun yang mahal. Itu dari desainer terkenal."