Rumi tak punya pilihan yang lain, dia hanya bisa menuruti apa kata dari Hwang, lari pergi sejauh mungkin. Kalau menunggu polisi setempat datang, itu tentu saja memakan waktu yang cukup lama.
"Ah, sial!" Gadis itu berdecak. Tatapannya panik kala melihat Hwang menerobos orang-orang yang berlari menyelematkan diri mereka. Dia berlindung sesekali, tak mau kalah tubuhnya terluka sebab luka tembak. Suara tembakan masih menghujani kota. Bukan hanya satu orang, dua geng motor itu saling melawan satu sama lain.
"Aku harus pergi!" Rumi memutar tubuhnya. Dengan penuh pertimbangan, gadis itu lantas berlari sesuai dengan arahan dari Hwang, menyusuri bangunan besar, lewati di jalan setapak yang katanya akan membawa dia pergi dari sini, ke tempat yang lebih aman.
Dia berlari sekuat tenaga, jantungnya berdetak kencang. Tak pernah sebelumnya Rumi melihat dan mendengar jeritan orang-orang yang panik melarikan diri. Semuanya terdengar begitu menaikan.