"Saya mengambil engkau sebagai suami saya ...." Rumi diam lagi. Menatap Mr. Tonny yang berdiri, tanpa ekspresi yang berarti. "Untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya."
Detik demi detik berubah, diikuti oleh statusnya yang sudah tak sama lagi. Gaun cantik dan suasana gereja yang terlihat begitu khidmat seakan menjadi saksi bisu untuk keduanya saling mengikat janji sehidup semati.
"Pada waktu susah maupun senang, pada waktu sehat maupun sakit untuk bisa saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Rumi menyelesaikan semuanya dengan begitu baik.
Dia bahkan berjalan di altar pernikahan dengan begitu anggun, seakan semuanya terjadi sesuai dengan kehendaknya.