Mereka sampai ke tujuan mereka. Tepat di tengah pusat kota mungkin, entahlah Rumi tak tahu pastinya. Kalau Fin bilang, ini adalah pameran sekaligus festival yang datang hanya setahun sekali. Itulah sebabnya banyak akan datang. Entah untuk melihat, atau bahkan menjajakan makanan dan segala yang mereka punya.
Ini mirip pasar malam yang dibuka di tengah padatnya kota, tepatnya di siang bolong begini. Untung saja, musim sedang dingin. Jadi tidak ada kata panas yang menyengat.
Rumi turun dari mobil. Hati-hati, takut kalau gaunnya rusak. Setelah benar-benar berada di luar, Rumi menatap ke kanan dan kiri, ramai orang tentu saja. Itu bukan hal yang aneh. Mengingat bahwa ini adalah tempat yang umum. Lalu lalang orang dengan pakaian dingin mereka membuat tempat ini terasa begitu penuh.
"Kau hanya akan berdiri di sini?" tanya pria itu kemudian.
Rumi menoleh. Ditatapnya wajah tampan milik Mr. Tonny.
"Katanya mau melihat pameran," ucapnya lagi.
"Festival." Rumi membenarkan.