Allison tersenyum manis. "Seperti yang sedang dia lakukan sekarang. Gegabah sebab memutuskan untuk menikahi dirimu awal tahun," tukasnya menutup kalimat.
Rumi diam seribu bahasa. Tidak mengerti apapun. Wajah Allison pun berubah. Tak ada tawa, senyumnya pun memudar. Sekarang wajah serius datang kemudian. Rumi sedikit takut, dia seperti sedang berbicara dengan ibu kandungnya, membahas kesalahan dimana titik akhir adalah marah yang tiada habisnya.
"Kenapa wajahmu begitu?" Allison tertawa. Tiba-tiba? Ini aneh, sungguh. Rumi seakan naik rollercoaster.
"Kau masih di bawah umur untuk menikah. Itu yang aku maksudkan dengan kata gegabah." Allison mengimbuhkan. Dia menarik cangkir di atas meja. Menggenggamnya dengan perlahan. "Berapa usiamu?" tanya Allison, padahal dia sudah tahu.