Sirine mobil ambulans sudah terdengar, jenazah Papa Fathur telah tiba di rumahnya. Tangis Mama Kamila kembali pecah, saat orang-orang membantu menggotong jenazah sang suami, lalu di letakkan di tempat yang telah disediakan. Mama Kamila masih tak percaya jika yang terbujur kaku di hadapannya itu adalah suaminya. Mama Kamila sudah memaafkan kesalahan-kesalahan Papa Fathur di masa lalu.
Mama Kamila jadi teringat, sebelum Papa Fathur masuk rumah sakit, ia sempat meminta maaf padanya tentang semua kesalahannya itu.
"Ma, maafin Papa ya! Maafin kesalahan-kesalahan Papa di masa lalu."
"Iya, sudah Mama maafin. Sebenarnya, harusnya Papa tuh meminta maaf pada Lusi dan anak-anaknya yang sudah Papa tinggalkan begitu saja."
"Papa kan sudah sering meminta maaf pada Farhan, meminta maaf pada Reyna pun sudah, kalau dengan Lusi, memang belum meminta maaf, karena kan Papa sudah bukan lagi suaminya."
"Yang terpenting, Papa sekarang sudah menyadarinya, Papa sudah bertaubat."
"Iya, Ma."