"Rey, lebih baik kamu jenguk Papa!" Titah Mama Lusi.
"Apa? Jenguk Papa? Untuk apa?"
"Mumpung Papa masih ada, masih bisa bernafas, nanti kalau Papa sudah nggak ada, kamu menyesal!" Nesehat Farhan.
"Lho, selama ini kan memang Papa nggak pernah ada untuk aku! Jadi untuk apa aku menganggap Papa ada?"
Reyna masih juga keras hati, ia belum bisa menerima sang papa yang sangat merindukannya.
Selesai makan, Fiola kembali di antar ke rumah sakit oleh Zian.
"Makasih ya makan malamnya!" Ucap Fiola.
"Iya."
"Aku antar lagi ke dalam ya?" Ucap Zian.
"Nggak usah, aku berani kok sendiri, kamu pulang aja, udah malam!" Tutur Fiola. Malam ini Fiola yang akan menjaga Papa Fathur di rumah sakit.
Fiola turun dari mobil Zian, lalu ia melambaikan tangannya. Zian pun langsung melajukan kendaraannya menuju ke rumahnya.
Fiola masuk kembali ke rumah sakit yang sudah mulai sepi, ia langsung saja berjalan menuju ke ruang tempat Papa Fathur dirawat inap.