Drrttt ... Drrttt ...
Gawai milik Farhan yang berada di atas meja bergetar, Farhan baru saja keluar dari kamar mandi, lalu ia mengapai gawai tersebut.
"Fiola?"
Farhan mengangkat telepon dari saudaranya itu.
[Assalamualaikum Fio]
[Waalaikumsalam. Farhan, kamu lagi apa?]
[Aku lagi santai aja. Kenapa?]
[Aku boleh main ke rumah kamu nggak hari ini?]
[Hhmmm ... boleh]
[Serius?]
[Iya]
[Oke, aku siap-siap dulu ya!]
[Iya]
[Sampai ketemu nanti, Farhan]
[Iya]
[Assalamualaikum]
[Waalaikumsalam]
Fiola sudah diizinkan untuk datang ke rumah Farhan. Ia ingin lebih mengenal keluarganya Farhan. Ia ingin lebih dekat dengan keluarganya Farhan, perhatiannya Farhan terhadap Fiola membuat Fiola yakin bahwa Farhan pun ada rasa dengannya, ia tidak tahu kalau sebenarnya Farhan hanya mengganggapnya sebagai seorang adik.
Farhan turun ke lantai bawah, ia menghampiri Mama Lusi yang sedang memasak di dapur.
"Ma, Fiola mau main kesini. Bolehkan?" Tanya Farhan.
"Fiola?"