Kirana sudah sampai di rumah kontrakannya, ia langsung mengunci pintunya.
Kirana menggelar kasur lipatnya, lalu ia merebahkan tubuhnya pada kasur tipis yang ia beli kemarin. Asalkan bisa beristirahat, beralaskan kasur yang tidak seempuk kasur di rumahnya pun tidak masalah baginya.
Setelah sholat isya, Kirana berusaha memejamkan mata, namun tidak bisa terpejam, padahal matanya ngantuk, tubuhnya lelah namun pikirannya tidak bisa diajak beristirahat.
Ia teringat Sang Suami yang sudah ia bohongi, ternyata berbohong pada suami membuat Kirana tidak tenang, namun ia harus tetap menjalani semua ini. Kirana melirik jam pada ponselnya, sudah jam dua belas malam, sudah waktunya ia tidur karena besok harus masuk kerja kembali. Walau lokasi rumah kontrakan Kirana dan kantornya dekat namun tetap saja ia tidak boleh bangun kesiangan.
***