"Terimakasih banyak Elea, kau memang orang yang selalu memberikan aku semangat. Aku sangat bersyukur bisa bersahabat denganmu Elea," ucap Luna menangis sambil memeluk Luna.
Rengekan suara tangisan Luna menjadi keras. Hatinya benar benar sakit sekali. Ia kini tahu bahwa ia harus benar.benar hidup sendiri.
Tangan Elea mengelus elus dengan lembut punggung Luna.
"Tak ada lagi yang menyayangiku seperti ini. Hanya kau Elea. Aku harap kau akan selalu menjadi sahabatku," ucap Luna dengan sedih. Kini mereka melepas pelukan.
"Sungguh hanya aku yang menyayangimu? Lalu bagaimana dengan max? Dia tidak menayyangimu?" Tanya Elea meledek.
"Ya tentu saja max menyayangiku. Tapi kau kan perempuan jadi aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Terimakasih banyak Elea," kata Luna yang kini menghapus air matanya.
"Sudah jangan berterimakaish terus," seru Elea tersenyum ambil menyenggol lengan Luna sedikit.