"Seharusnya aku yang marah denganmu," ucapku dengan sedikit kesal di dada.
Steven hanya melihat makannya tanpa peduli denganku. Lalu ia melihatku lagi. Matanya tajam melihat wajahku.
"Kau boleh marah padaku. Tapi kau harus tahu semalam aku hanya terbawa oleh teman temanku. Ya, aku hanya mabuk mabukan saat ulah tahun Selena saja. Selanjutnya tidak ada. Aku tidak pernah mabuk mabukan lagi. Kau tahu kan aku menyayangimu?" Tanya Steven dengan memegang tanganku di atas meja makan ini.
Aku belum sepenuhnya percaya dengan Steven.
"Tapi kenapa? Kenapa kau menyebut namanya dan mengatakan jika Selena adalah gadismu. Kau mengatakan itu saat mabuk Steven," ucapku dengan tegas. Rahangku mengeras melihatnya.