Aslan menatap pemandangan luar jendela. Tatapannya kosong seperti sudah tidak tahu lagi harus pabagimana. Pandangan mata yang dulu telah bersinar kini redup. Aslan pria dengan kesuksesan yang begitu banyak. Wajahnya juga sangat tampan dan berkarisma. Wanita manapun pasti akan luluh dengan dirinya. Namun ia sama sekali belum menjatuhkan hati kepada siapapun. Ia hanya te ia berpikir tentang Jihan. Membuka foto foto bersama Jihan saat dulu. Membuat hati Aslan benar benar meleleh. Ingin rasanya dirinya pergi ke waktu dimana ia bisa terus bersama Jihan.
Waktu memang bukan miliknya lagi kali ini. Ia harus rela jika Jihan telqh menjadi milik Steven. Bahkan sekarang Jihan mungkin kandungannya sudah berusia tujuh bulan. Benar benar tidak terasa. Ia bahkan tidak mendapat kabar apapun dari Jihan. Di desa juga ia tak pernah melihat sosok Jihan. Aslan juga tidak mau berurusan d Ngan Steven. Ia memenuhi permintaan Steven untuk tidak menemui Jihan. Ia lakukan itu dan rasanya begitu sakit.