Kami berdua sampai di rumah. Wajah Steven masih saja kusut. Ia benar benar marah denganku. Dia melempar tas ranselnya di karpet lalu duduk berselonjor dengan bersender. Tatapannya menatap ke langit langit dengan lelah.
"Aku snagat lapar Steven. Apa kau punya makanan?" Tanyaku dengan lembut. Aku takut Steven akan marah.
"Ambil di dalam tasku. Ada spaghetti," jawab Aslan dengan cepat.
Aku langsung saja membuka tasnya dengan cepat. Aku langsung duduk di karpet dan kulihat kotak kecil yang di dalamnya bau spaghetti. Ya Tuhan, terimakasih aku sangat menginginkan makanan ini.
"Maaf Steven, aku makan ini dulu. Karena aku benar benar lapar sekali," ucapku dengan melihat kepadanya. Tetapi dia hanya diam saja.
Aku langsung saja memakan spaghetti ini. Sungguh rasanya benar benar enak sekali. Untung saja malam ini kau bisa makan anakku sayang. Aku mengelus perutku sesaat.