"Hei buka!" seru Josh dengan kesal. Rahangnya kini ngeras. Ia bersumpah tidak akan memaafkan pria bernama Aslan itu.
Berulang kali Josh mendobrak pintu kamarnya sendiri. Tetapi suara bising itu seolah tidak ada yang mendengar.
"Oke, aku akan menelfon Boy. Kenapa juga aku menyia-nyiakan tenagaku..harusnya tadi aku langsung saja menelfon Boy," kata Josh dengan lirih lalu mengeluarkan ponselnya sendiri dengan cepat.
"Bodoh! Kau bodoh sekali sih!" umpat Josh dengan geram kepada asistennya itu.
"kenapa Bos? Ada apa ini bos?" tanya Boy pura pura tidak tahu. Padahal ia sudah mendengar suara amukan bosnya.
"ada apa bagaimana? Apa kau tuli heh!" bentak Josh dengan keras di telfonnya sendiri.
"Maaf, bos . Seringkali aku tidak mendengar mungkin aku tadi lagi memakai headset Bos," kata Boy dengan nada melemah.
"Cepat kau sekarang juga ke kamarku!" suara itu membuat Boy menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Ba-baik bos. Saya segera akan kesana sekarang juga," ucap Boy dengan cepat. Lalu kini dia berlari menaiki anak tangga yang banyak.
Boy segera membuka kunci kamar bosnya dengan menggunakan kunci duplikat.
Kini pintu terbuka dan Boy langsung saja mendekat kepada Bosnya.
"Bagaiaman? Bos apa kau baik-baik saja? Kenapa kau bisa terkunci disini? Kemana Jihan?" tanya Boy pura pura tidak tahu.
Josh dengan keras memukul kepada Boy.
"bodoh! Jadi kau tidak tahu disini ada kejadian apa?" tanya Josh laki laki yang sudah tua itu.
"Ma-maaf bos. Saya tidak tahu," kata boy dengan menunduk sedih.
"Tadi itu Aslan telah merebut Jihan dariku dan mereka berdua pergi begitu saja. Aku sampai kena hajar oleh Aslan. Sial!" Kata Josh dengan geram.
"Baik, bos. Sebaiknya kau istirahat dulu saja ya. Nanti aku akan mengurus semuanya supaya aku bisa menangkap Jihan. Aku juga akan melapor kepada jack," kata Boy dengan cepat.
Kini dengan kesal terpaksan Josh sang walikota mengikuti perintah asistennya. Josh mandi setelah itu beristirahat di kamarnya. Setelah sebelumnya seorang bersih bersih rumah itu mbersihkan noda yang ada di kasur itu.
"ternyata ini adalah obat, Tuan," kata tukang bersih perempuan itu..
"Sial ternyata Jihan membohongi aku," kata Josh dengan kesal.
Sementara itu Boy yang kini sudah berada di kamarnya sendiri. Ia mulai merencanakan pertemuan bersama Jack ayah Jihan. Ia juga sudah melapor kalau Jihan kabur. Tetapi ia sebenarnya tahu Jihan kabur bersama siapa saja. Tetapi ia hanya diam karena ia juga kasihan dengan Jihan.
***
"Jadi aku tidur di mana?" tanya Sam dengan wajah somobongnya.
"Kamarmu ada di sebelah kamar ini," kataku menjawab sambil memberikan dia sebuah kartu ATM.
"apa ini?" tanya Sam.
"Itu adalah bukti kalau aku serius menggaji dirimu dan kau harus terus bekerja dengan baik," kataku dengan melihatnya serius.
"Oke, baiklah, Tuan Aslan," kata Sam dengan wajah sumringah.
Kini Jihan datang dengan sudah menggunakan baju tidur.
"Jadi apakah kita mempunyai rencana yang besar?" tanya Jihan sambil duduk di kasur.
Aku dan Sam juga sedang duduk di kasur.
"ini dia. Kita harus membongkar ini semua," kataku dengan serius. Aku mengeluarkan ponsel dan terlihatlah foto club' malam.
"Maksudmu?" Tanya sam dengan meyakinkan. Meskipun dia sudah tahu apa yang akan di lakukan olehku.
"ya aku akan menghancurkan prostitusi yang ada di dalam club' itu. Dengan begitu kita bisa memasukkan Josh walikota dan juga Jack ayahmu Jihan," ucapku dengan serius. Aku lalu melihat Jihan.
"Apa? Kau akan membuat ayahku di jebloskan ke penjara?" tanya Jihan dengan tidak percaya. Gadis bermata coklat ini dengan rambut pirangnya berwajah sedih.
"Ya, ini demi kebaikan bersama. Apa kau juga tidak kasihan dengan gadis gadis yang lain sepertimu. Yang tidak bisa kabur seperti dirimu sekarang?" ucapku dengan nada tinggi.
"Tapi aku tidak mau ayahmu di penjara..aku menyayangi dia .aku tidak mau dia menderita," ucap Jihan dengan hati yang begitu sedih. Ia tidak mau melihat sang ayah menderita nantinya di penjara..karena dirinya sangat menyayangi sang ayah. Meski dia tahu bahwa sang ayah tidak menyayangi dirinya.
"Jangan seperti itu Jihan, kalau aku membiarkan kejahatan itu terjadi. Aku mungkin akan merasa paling berdosa. Sungguh aku tidak mau ada kejahatan di kotaku snediri. Apalagi itu kejahatan bersama gadis gadis manis. Aku kasihan dengan mereka Jihan," jelasku dengan serius.
Jihan diam dan malah berjalan ke arah jendela. Ia melihat pemandangan yang ada di bawah yang merupakan gedung gedung tinggi dengan lampu yang kerlap kerlip membuat mata menjadi syahdu.
Aku melihat kepada Sam yang juga kasihan dengan Jihan. Sam menyuruhku untuk mendekat kepada Jihan.
Aku mengangguk paham dan kini aku berada di samping Jihan. Jihan masih saja tak berkutik. Ia tetap menatap pemandangan yang ada di luar jendela..
"Kau tidak boleh seperti ini Jihan. Kau boleh membela ayahmu. Tapi di saat ayahmu benar. Dan sekarang ayahmu itu sedang melakukan kejahatan di sebuah club'..apa mungkin aku harus membela ayahmu. Tidak kan? Kau pasti sudah tahu kalau ayahmu itu salah, semua yang ada di dunia ini ada resikonya. Tentu saja jika ayahmu berada di penjara. Pasti itu beresiko untuk ayahmu. Iya kan? Karena kerjaan ayahmu itu hampir bermaca macam kejahatan .dia memperdagangkan perempuan yang hampir semuanya gadis gadis. Dia juga menjual narkoba..aku tahu itu, Jihan," kataku dengan mencoba menyentuh pundak Jihan.
"Aku harap kau bisa tahu bagaimana rasanya menjadi aku. Aku yang mempunyai harta banyak tidak mungkin diam begini saja. Aku sangat ingin membantu gadis gadis malang yang ada di club' itu," kataku dnegan meyakinkan Jihan.
Kini Jihan melihat kepadaku dengan instens.
"Kau serius ini.akan membuat Ayahku jera?" tanya Jihan dengan lirih.
"Ya aku yakin Jihan, karena aku juga bisa menjebloskan ayahmu ke penjara yang mungkin akan layak untuk ayahmu," kataku dengan yakin.
Jiha tiab-tiba memelukku dengan erat. Jihan mengelus pundak ku dengan lembut.
Kini kulihat Sam.tersneyum.keoadaku dan memperlihatkan jempolnya. Aku harap Sam juga akan membantu aku terus selama proses menjebloskan club' itu ke penjara.
Esok harinya. Kami bertiga sudah segar kembali karena tidur kami semua lumayan cukup nyenyak .kini kami bertiga berada di sebuah meja dengan sarapan yang lezat.
Pemandangan di atas sini. Seperti langit bisa aku jangkau. Indah sekali pemandangan di roof top ini.
Kini aku mulai merencanakan sesuatu untuk membongkar sindikat walikota itu. Aku juga sudah mempunyai foto foto pas pertama kali aku melihat wajah Jack yang mempunyai tatto di lehernya itu. Foto sewaktu di gedung. Sewaktu Jihan di ikat di gedung itu dengan sadis oleh para suruhan Jack dan juga Josh sang walikota.