Sikapmu menentukan siapa dirimu- Adrian Cakrawala Mahesa.
☄️☄️☄️
Ke empat pemuda berseragam putih abu-abu dengan baju dikeluarkan semua itu sudah sejak lima belas menit lalu berdiri di depan sebuah pintu yang tidak tidak dibuka-buka oleh sang empu.
Tak lama terdengar suara dari dalam menyahuti 'ceklek' membuka pintu yang menampilkan sosok pemuda juga yang masih berantakan, mata masih merem.
Cakra menatap ke empat orang didepan pintu kamar kosnya sinis. Rambut acak-acakan menandakan ia baru bangun dari tidurnya. Sedangkan ke empat orang itu dengan tak tahu malunya cengengesan dan masuk tampa permisi.
Abian Cakrawala atau di sapa Cakra itu lah yang mereka tahu tentang pemuda ini yang mereka kenal satu tahun lalu saat memasuki dunia putih abu-abu.
"ngapain kalian kesini?"tanyanya sinis, tidak tahu apa dirinya baru merem pintu udah digedor-gedor.
"buruan mandi lihat noh udah jam berapa?"tanya cowok bernametag Brian Wijya pada baju putih abu-abunya.
"masih jam lima bodoh"
"jam lima matamu lihat luar udah terang benderang"
Sedangkan ketiga cowok lain hanya bisa menghala napas dan memutar bola matanya malas melihat perdepatan di depan mereka.
"look at what time it is" ucap cowok bernametag Sagara Winoto itu dingin.
Seketika membuat cakra melotot "Bego telat cok"ucapnya segera mengambil handuk, alat mandi serta baju sekolahnya lari keluar kamar menuju kamar mandi.
***
Jam sudah menunjukan pukul 07:15 dan gerbang baru saja ditutup sedangkan lima pemuda berseragam dengan motornya masing-masing menghela napas berat.
"tuh cak gara-gara lo sih telat kan kita"kesal Brian mentap tajam Cakra yang kini tengah mengunyah permen karet dengan gaya tengilnya.
"biasa"ucap Cakra meninggalkan area gerbang menuju warung yang berada di belakang sekolah yang sering mereka sebut dengan 'Warjo' singkatan dari 'warung ijo' karena warungnya di cat dengan warna ijo makananya anak-anak kenal dengan warong ijo yang punya warung namanya pak sabar dan bu sabar.
Beliau memang sabar menghadapai anak-anak badung ini, mau bagaimana lagi nama juga remaja masih labil dengan ke kepepoan mereka yang amat tinggi.
"assalamulaikum busab"salam mereka berlima tidak ada akhlaknya itu 'busab' alias bu sasar memang anak-anak ini.
"waikumsalam, ngapain kalian? Mau bolos lagi? Astaga ini udah jam berapa? Kenapa kalian masih disni?" Marah-marahnya bu sabar melihat lima orang yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"sabar" gumam Brian, Pandu
Kelima dari sekain anak-anak nakal yang ada di SMA Petir yang untungnya itu mereka dikasih otak yang encer jadi kenakalannya ketutup dengan otaknya.
Sagara Winoto, anak bapak dan ibu winoto yang paling dingin diantara mereka bapak salah satu pengusaha ternama di kota negera ini dalam sector kuliner yang sudah tersebar di seluruh pulau Jawa dan Bali, Tekstil, Pendidikan salah satunya yayasan sekolah menengah atas Petir ini.
Brian Wijaya, sudah jelas anaknya bapak wijaya, orannya itu slengekan orang tunya pemilik dari pusat berbelajaan yang cukup terkenal di sini dengan nama 'jaya market' yang sudah tersebar kurang lebih 100 cabang.
Pandu Radhika, si cowok playboy tapi masih jomblo dengan ciri khas selalu pakai topi ala jamet, bapaknya salah satu politisi di kotanya ini.
Guntur Bumi Diyasa, cowok yang lahir di saat ada Guntur alias petir orangnya kalem tapi jangan sekali-kali mancing emosinya habis kalian 'melebihi singa ngamuk'.
Terakhir ada sosok pimpinan mereka Abian Cakrawala Mahesa yang mereka kenal banyak dengan sebutan Abian Cakrawala adalah sosok laki-laki dengan tingkah randomnya kadang tengil, dingin, imut tapi tidak mau disebut imut, tingginya kurang lebih 178 cm dengan berat badan 55 kg, jangan salahkan dengan wajah yang menyerupai bayi itu perlu digaris bawahi jangan ketipu.
"sekarang cepat masuk sekolah, kunci motor kemarikan"ucapnya garang mentap kelima pemuda ini garang dan mau tidak mau memberikan kunci motor itu "sana pergi sekolah, nanti ibu bakal kasih kalau udah waktunya pulang" usirnya
***
"CAKRA, SAGARA, BRIAN, GLUDUK, PANDU CEPAT KELAPANGAN UPACARA SEKARANG"teriak menggelegar itu
"ya elah baru juga mau masuk area sekolah patung udah teriak-teriak aja"gerutu brian
Patung singkatan dari pak untung guru BK yang super dupel killer se antereo sekolah kerjaannya teriak apa tidak putus itu pita suara gitu pikir para murid.
"CEPAT LARI PULUH KALI PUTERAN" teriaknya lagi ketika melihat anak-anak tersayangnya ini melangkah ke lapangan tambah membantah.
Dengan tidak membantah kelimanya langsung berlari keliling lapangan tapi jangan harap yam au menyeselaikan hukumannya 50 puteran lima puteran aja udah kabur duluan ke kantin.
Beberapa saat berlalu pak untung memeriksa lapangan sudah tidak ada orang "Anak-Anak Mblegedes untung cah'e pinter nek ora tak pites" gerutunya berjalan membelah lapangan menuju kantin.
Sedangkan suasana kantin yang berisi mereka berlima saja karena masih jam KBM berlangsung sedang asik menyeruput minuman sejuta umat mereka apa lagi kalau es teh.
"Gila itu Patung pagi-pagi udah mejeng aja di sana" Brian yang sedari ngedumel nggak jelas.
"hustt sembarang your mouth kalau orangnya denger mampus lo kena damprat" Cakra memperingati brian agat tidak sembarangan asal gonta-ganti nama.
"sok-sok an lo cak lo sendiri juga sering gitu"sahut brian.
"itu khilaf"jawabnya santai setelahnya meneguk air mineral hingga habis.
"pakai sok-sok an khifaf yang paling sering juga elo"sahut pandu yang lagi pro dengan brian
"katanya mau ada pertandingan basket persahabat se jawa-bali di SMA Angkasa Jakarta sekolah kita ikut nggak ya kira-kira?"tanya Guntur yang sedari tadi diem aja sambil bermain ponsel.
"lo tahu dari mana?"tanya Brian
"nih" menghadapakan ponsel itu ke hadapan brian dan yang lainya ada sebuah posting di salah satu akun instgram sekolah ternama di Jakarta yang mengundang seluruh tim basket yang ada di sekolah seluruh jawa.
"harus ikutan kita tunjukan bahwa sekolah kita hebat dalam basket" pandu berucap begitu semangat kemudian menatap kedua sahabatnya yang diem-diem baek "gimana cak, gar?"tanya karena kedua orang itu memang jagoannya basket disekolah ini.
"menarik"gumam cakra mengeluarkan smriknya
"nanti ngomong sama pak bondan"jawab sagara.
"hmm bagus ya kalian berlima, apa hukumanya sudah selesai anak nakal?"suara lembut itu menyeruak ke telinga mereka, seketika mengentikan aktivitas ke lima anak itu.
"eh pak untung yang tampan, sarapan pak"sapa brian
"kal_"ucapan Pak untung di potong brian lagi memang murid kurang ajar.
"pak gini aja deh, hukumanya diganti aja untuk ikut lomba basket se jawa di SMA Angkasa di Jakarta gimana? kalau menang kan sekolah juga yang bangga, tim baske sekolah kan juga sering wakilin lomba"tutur brian dengan tidak sopannya memotong perkataan guru.
"cepat masuk kelas"
"bentar lagi bel istirahat pak"jawab brian
Kringggg.....
"tun kan pak saya bilang juga apa? jangan dihukum ya pak sebagai gantinya kita ikut lomba basket"
Tak lama kantin yang semula sepi kini sudah mulai dipadati para predator, eh murid maksudnya sudah mulai memadi kantin untuk mengisi perut setelah berkutat dengan pelajaran masing-masing kelas.
"eh mau kemana cak?"tanya brian karena melihat cakra bangkit dari duduknya
"toilet"jawabnya singkat langsung pergi, yang diikuti yang lain untuk menuju ke kelas melanjutkan aktivitas
Sampai bertemu nanti
Ucapnya kemudian tersenyum misterius mematikan telfon