Chereads / Kakak Si Kembar / Chapter 19 - Sebuah pernyataan Cinta untuk Nadia

Chapter 19 - Sebuah pernyataan Cinta untuk Nadia

Rizam yang mendengarnya pun langsung terkejut,lalu dia langsung berbicara

"Aku tak peduli dengan posisimu di geng motor ini,tetapi aku tak terima jika kau menggoda Nafsya"

Karena Rizam sudah sangat marah sekali,lalu dia langsung menyerang Zevin.Tak lama kemudian Zevin berhasil terkalahkan oleh Rizam hingga tersungkur,lalu Zevin langsung berbicara

"Jangan diam saja!ayo lawan dia!"

Argani pun terpaksa harus melawan Rizam,namun dengan sekali pukulan,Argani langsung tersungkur.Lalu Rizam langsung berbicara,

"Ingat!jika kau berani menggoda Nafsya lagi,maka aku tak segan - segan menghabisi nyawamu.Dan satu lagi,jangan seenaknya kau memanfaatkan mereka semua untuk urusan pribadimu"

Lalu Rizam langsung pergi meninggalkan mereka berdua.Setelah itu,dia langsung melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat latihannya.Sementara itu,Nafsya sedang melamun dikasurnya,tetapi tiba - tiba ada notifikasi pesan masuk.

Saat dia melihatnya ternyata pesan dari Laisya yang isinya,

"Sebaiknya kamu tak perlu cemburu dan marah kepada Rizam,karena dia akan menjadi milikku.Dan kamu jangan berharap jika dia akan selalu mengejarmu"

Nafsya yang melihatnya langsung menangis,dia pun bingung harus melakukan apa dan sebenarnya dia tak ingin kehilangan Rizam.

Ketika Rizam dan kedua adiknya sudah selesai latihan Taekwondo,lalu mereka.bersiap - siap untuk pulang.

Saat Rizam dan kedua adiknya sudah berada dirumah,lalu mereka langsung masuk ke kamarnya masing - masing.

Saat keesokan harinya,tepatnya ketika pagi hari.Seperti biasa,Rizam dan kedua adik kembarnya sudah berada disekolah.Ketika sudah berada dikelasnya,Rizam yang melihat Nafsya sudah datang dan sedang duduk dibangkunya,lalu dia berjalan untuk mendekatinya namun tiba - tiba Narita datang dan menghalangi Rizam.

"Sebaiknya kamu biarkan dia sendiri dulu,untuk menenangkan dirinya"

"Tapi... Sampai kapan aku seperti ini?"

"Tunggu waktu yang tepat,dan aku harap kamu tak gegabah dalam mengambil tindakan"

Lalu Rizam langsung mendengarkan apa yang dikatakan oleh Sahabatnya.Sementara itu,Narina dan Nadia sudah juga sudah berada dikelasnya.Lalu Narina langsung menghampiri Jauzan dan meninggalkan Nadia duduk sendiri dikursinya.

Tak lama kemudian,Zardean yang baru saja datang lalu langsung mendekati Nadia dan berbicara

"Hai Nadia!aku boleh duduk disamping kamu?"

"Emangnya ada apa?" respon Nadia dengan dinginnya

"Aku cuman ngomong sebentar kok"

"Ngomong sebentar doangkan?jadi kayaknya gak perlu tuh duduk disampingku"

Lalu Zardean langsung diam mematung dan tak bisa berkata apa - apa.Sementara itu,Narina yang sedari tadi memperhatikan lalu langsung berbicara,

"Nadia... Kamu tuh gak seharusnya bersikap dingin terus ke semua orang"

Nadia yang mendengarnya hanya diam saja tanpa merespon,lalu Narina langsung berbicara

"Zardean... Kamu duduk saja dipinggirnya"

Lalu Zardean langsung bingung,tetapi dia memberanikan diri untuk bertanya

"Gak masalahkan kalau aku duduk dipinggir kamu?"

"Terserah"

Dengan ragunya Zardean duduk disamping Nadia,lalu jantungnya pun langsung berdetak lebih kencang dari sebelumnya karena merasa gerogi dan malu untuk mengutarakan perasaannya kepada Nadia.

Lalu Nadia yang mengetahui bahwa Zardean sedang gerogi,dia pun langsung berbicara

"Gak usah pake acara gerogi segala,ayo katakan!"

"Iya ini aku mau ngomong"

Zardean langsung menarik nafasnya dalam dalam,lalu dia langsung memberanikan diri untuk berbicara,

"Apakah kamu mau menjadi pacarku?"

Narina dan Jauzan yang mendengarnya pun langsung terkejut.Sementara itu,jantungnya Nadia langsung berdebar.

"Udahlah terima aja,lagiankan dia itu selain pintar dan tampan,dia juga humoris sekali.Cocok banget deh sama sifat kamu yang dingin itu"

Sementara itu,beberapa teman sekelasnya lalu ikut berbicara

"Terima"

"Terima"

"Terima"

"Berisik tau gak!" respon Nadia

Lalu Seluruh murid dikelasnya langsung diam dan mereka juga agak takut dengan Nadia.Karena walaupun pendiam tetapi omongannya sangat pedas sekali, apalagi jika berhadapan dengan orang yang selalu nyinyir.Zardean mencoba untuk bertanya,

"Gimana?mau kan?"

"Gak harus dijawab sekarangkan?"

"Oke jika kamu gak mau jawab sekarang gak masalah kok,aku tunggu jawabannya"

"Yaudah,sana pergi ke tempat dudukmu!"

"Kok kamu masih dingin sih sama aku?aku kan calon pacar kamu"

"Baru calon ya,dan itu pun belum tentu aku menerima kamu"

"Yaudah deh terserah kamu,jangan lama - lama ya mikirin jawabannya!"

"Kok kamu ngatur sih?"

"Eh enggak kok,ditunda lama juga gak masalah"

Lalu Zardean dengan cepatnya langsung ke tempat duduknya.Kemudian Narina dan Jauzan langsung mendekati Zardean.Lalu Narina langsung berbicara,

"Baru kali ini,aku lihat kamu yang biasanya selalu bercanda tetapi ketika berhadapan dengan Nadia langsung kaku"

"Sebenarnya agak ngeri juga sih,tapi mau gimana lagi,soalnyakan aku udah terlanjur suka.Kira - kira aku bakal diterima gak ya?"

"Kamu nanya ke aku?" tanya Narina

"Ya iyalah,masa aku tanya Bodyguard yang ada dipinggir kamu?"

"Itu mulut enak banget ya ngomongnya,aku ini pacarnya dia bukan Bodyguardnya"

"Ouh pacar,aku kira friendzone"

"Itu sih kayaknya yang bakalan terjadi antara kamu dengan Nadia" respon Narina

"Jangan gitu dong!"

Lalu Narina dan Jauzan langsung tersenyum lalu menuju ke tempat duduknya.Kemudian mereka semua langsung memulai belajarnya,saat beberapa jam kemudian tibalah waktunya istirahat.

Nadia pun bergegas keluar dari kelas namun tiba - tiba Zardean langsung memanggilnya,

"Nadia,kamu mau kemana?"

"Kantinlah"

"Boleh mundur dikit gak?"

"Kenapa emangnya?"

"Cantiknya kelewatan"

Lalu seluruh teman dikelasnya langsung bersorak,sebenarnya Nadia itu baper tetapi dia gengsi lalu dia langsung berbicara,

"Apaan sih,gak jelas banget"

Dia pun langsung keluar dari kelas,lalu berlari sambil tersenyum.Kemudian dia langsung menuju ke kelasnya Rizam.Saat sudah bertemu dengan kakaknya,lalu dia langsung berbicara

"Kak... Aku mau ngomong"

"Yaudah nanti kita ngomongnya dikantin aja"

Lalu mereka berdua langsung menuju ke Kantin,saat sudah memesan makanan lalu mereka langsung duduk bersama.Rizam pun langsung bertanya,

"Apa yang mau kamu omongin ke Kakak?"

"Tadi pagi,Zardean menyatakan perasaannya kepadaku"

"Terus gimana?kamu terima gak?"

"Ya aku belum ngasih jawaban ke dia"

"Kamu suka gak sama dia?"

"Suka"

"Yaudah terima aja,kamu tuh ya selalu saja bersikap dingin"

Lalu Nadia langsung terdiam.Sementara itu,Rizam yang melihat Nafsya sedang makan berdua dengan Narita lalu dia berencana ingin menghampiri.

"Dek... Kamu gak masalahkan kalau makan disini sendiri?"

"Gak"

Kemudian Rizam langsung menghampiri mereka berdua,lalu dia langsung berbicara

"Hai,aku boleh ikut makan disini gak?"

Saat mendengar perkataan tersebut lalu Nafsya langsung berdiri,dan berencana ingin pergi.Tetapi Rizam langsung berbicara,

"Eh jangan pergi!kalau kamu merasa keberatan,gak masalah kok"