Secara mengejutkan, laki-laki bertubuh kekar dengan setelan kaos hitam dan celana pendek abu-abu berjalan mendekat ke arah kamar adik iparnya. Ditangannya penuh dengan peralatan game yang akan dia gunakan bersama Indra nantinya. Ah, inilah yang membuatnya sulit, tangannya tak bisa mengetuk pintu kamar yang berada di depan kedua matanya. Pun suara adalah cara lain untuk membuat Indra membukakan pintu. Suara beratnya mengalun lembut saat beberapa kali memanggil nama adik iparnya. Hingga tak lama, kenop pintu bergerak lantaran ditarik oleh presensi di belakangnya. Menampilkan sosok Indra yang mencetak wajah bingung melihat Rayhan berdiri dengan senyuman tipis. Bukan, Indra lebih bingung dengan benda yang dibawa olehnya. Iya, Rayhan sudah menduga ini. Dan tanpa kalimat apapun, dia masuk begitu saja.
"Auh.. berat,"