Pertanyaan Nara tadi sudah membuat pikirannya kacau dan tidak fokus untuk mengerjakan pekerjaannya. Ternyata, istrinya masih ingat akan hal itu, dia juga menagih dengan kalimat yang pernah Rayhan antarkan di saat dia sedang sakit. Nara tidak tahu, jika hingga saat ini Rayhan juga masih belum menemukan alasan untuk membuat istrinya itu tidak menanyakannya. Rayhan sendiri menyesal karena dia sempat berucap di saat dirinya belum siap.
Sekilas dia melihat istrinya yang masih berada pada posisinya sembari bermain ponsel. Entahlah, Rayhan sepertinya sudah kehabisan alasan untuk menutupi semuanya dari Nara. Sungguh, Rayhan sudah merasa jika dirinya adalah laki-laki pengecut yang tidak berani berkata jujur pada istrinya sendiri. Tapi, alasan rasa tidak beraninya adalah karena dia tidak ingin jauh dari istrinya lagi. Sudah cukup beberapa waktu lalu dia kehilangan Nara.
