Keluar dari taksi, Nara berjalan seraya menggeret kopernya menuju pintu rumah kedua orang tuanya. Sebelumnya, dia sudah mengabari kedatangannya ini pada ibunya, sekaligus menceritakan secara singkat permasalahan yang terjadi. Belum mengetuk pintu, sang ibu telah keluar dengan wajah yang penuh kekhawatiran pada putri sulungnya. Keduanya sempat saling tatap untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya sang ibu memeluknya lebih dulu. Nara yang sudah menahan tangisannya, seketika tak mampu lagi hingga pecah dipelukan ibunya.
Ibunda Nara dapat merasakan bagaimana hancurnya Nara. Walaupun tak pernah mengalaminya, namun merasa sakit kala sang anak yang mendapatkan kejadian buruk itu. Sudah lama ibunya ini merasa bersalah terhadap Nara yang dia jodohkan dengan Rayhan. Namun, dirinya tak ingin Nara dan Rayhan berpisah. Hanya saja, setelah kejadian ini, mau tidak mau dirinya harus mau membiarkan Nara mengambil pilihannya.
