"Kau kehilangan pita suaramu?" tanya Farrel.
Dua laki-laki itu tengah berada di salah satu kafe. Beberapa menit sebelum jam pulang kantor, Rayhan menyuruh temannya itu untuk menemuinya di kafe yang saat ini menjadi tempat pertemuan mereka. Hanya saja, sejak Farrel tiba dan menghampiri temannya itu, Rayhan sama sekali tak bersuara. Bahkan, tak menjelaskan tujuannya mengajak ke kafe ini. Hanya terdiam dengan tangan yang terus memegang dagunya diatas kaki yang saling menumpu. Farrel juga kebingungan, dia seperti sedang berbicara dengan patung. Bahkan, dia yakin jika pelanggan lain yang datang ke tempat ini juga sempat melihatnya seperti orang gila yang tidak mendapat balasan kalimat apapun dari lawan bicaranya.
